Jumat, 02 November 2018

Ribuan Karyawan Google di Seluruh Dunia Berdemo Ada Apa?

ARSPuja Labs - Ribuan Karyawan Google di Seluruh Dunia Berdemo Ada Apa?

Ribuan karyawan Google di berbagai negara serentak menyelenggarakan aksi walk out untuk berdemo soal kasus pelecehan seks di raksasa internet itu. Bagaimana komentar CEO Google, Sundar Pichai, mengenai aksi protes besar-besaran ini?



source: Twitter @GoogleWalkout


"Ini memang saat-saat yang sulit. Ada kemarahan dan rasa frustrasi di perusahaan. Kami semua merasakannya, aku merasakannya juga," kata Pichai yang dikutip detikINET dari Quartz.

"Google punya standar yang sangat-sangat tinggi dan terlihat kami tidak mencapai harapan kami," tambah CEO kelahiran India tersebut.

Sebelumnya Ribuan Karyawan Google Berdemo

Ribuan karyawan Google di seluruh dunia memulai aksi protes terkait skandal pelecehan seks yang terjadi di perusahaan tersebut.

Aksi tersebut dinamai Google Walkout for Real Change, dan mereka mengaku ada lebih dari 1500 karyawan -- kebanyakan di antaranya adalah perempuan -- akan berdemo dengan walkout, alias meninggalkan kantornya, di lebih dari 60% kantor Google di seluruh dunia pada pukul 11.10 siang waktu setempat.

"Kami tak ingin merasa kalau kami tak setara atau kami tak dihargai lagi. Google terkenal karena budayanya. Namun pada kenyataannya kami bahkan tidak mendapat respek dan keadilan untuk setiap orang yang ada di sini," ujar Claire Stapleton, product marketing manager YouTube.

Aksi walkout ini dimulai dari sejumlah kantor Google di Asia, sepert Singapura, dan kemudian diikuti oleh karyawan Google di belahan dunia lain. Akun Twitter @GoogleWalkout sudah mulai menyebar foto aksi tersebut yang dilakukan di Twitter dan Instagram, dengan menggunakan tagar #GoogleWalkout.

Ada lima tuntutan yang diminta para karyawan tersebut, yaitu:

1. Mengakhiri pemaksaan arbitrasi pada kasus diskriminasi dan pelecehan.
2. Komitmen untuk mengakhiri ketidakadilan jumlah gaji dan kesempatan.
3. Mengungkap kasus pelecehan seks secara transparan ke publik.
4. Adanya proses yang jelas, seragam, dan inklusif untuk pelaporan pelecehan seks yang aman dan anonim.
5. Chief Diversity Officer bisa melapor langsung ke CEO dan memberi rekomendasi langsung ke dewan direksi. Lalu harus ada perwakilan karyawan di dewan direksi.

Aksi protes ini dipicu oleh laporan New York Times yang menulis soal kasus pelecehan seks bapak Android Andy Rubin, yang sudah mengundurkan diri dari Google sejak 2014. Yang dipermasalahkan dari kasus itu adalah Google tetap memberi pesangon pada Rubin setelah ia diketahui melakukan pelecehan seks terhadap bawahannya.

Lebih parahnya lagi, bos besar Google Larry Page tetap memberikan pernyataan berisi pujian pada Rubin saat ia mengundurkan diri, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Kamis (1/11/2018).

Ada juga mantan SVP of search Google Amit Singhal yang dilaporkan mendapat pesangon setelah mengundurkan diri karena tuduhan pelecehan seks. Lalu direktur Google X Rich DeVaul tetap dipertahankan di Google setelah melakukan hal tak pantas terhadap calon karyawan Google.

Menanggapi laporan tersebut, CEO Google Sundar Pichai dan VP people operations Google Eileen Naughton mengeluarkan pernyataan yang berbunyi sudah memecat 48 orang yang terlibat pada kasus pelecehan seks selama dua tahun ke belakang tanpa memberi pesangon.

Namun kedua orang itu sama sekali tak menyangkal laporan New York Times. Sementara Rubin menyebut laporan tersebut mempunyai sejumlah kesalahan mengenai masa kerjanya di Google, dan melebih-lebihkan pesangon yang didapat Rubin dari Google, serta menyangkal tuduhan pelecehan seks yang ditujukan padanya.

Pangkal permasalahannya adalah terkait kasus pelecehan seks yang dilakukan pencipta sistem operasi Android, Andy Rubin. Ia meninggalkan Google pada tahun 2014 setelah investigasi internal menunjukkan ia melakukan perbuatan tak senonoh pada bawahan wanitanya.

Namun menurut laporan New York Times, Andy tetap mendapatkan pesangon luar biasa besar, USD 90 juta serta tetap dipuji oleh pendiri Google, Larry Page. Itulah yang memicu aksi protes dilancarkan.

Pichai sendiri sudah mengirim memo ke para karyawan bahwa Google akan memperbaiki diri. "Langkah pertama adalah mengakuinya dan minta maaf soal aksi di masa lalu," tambah dia.


"Kedua, kata-kata saja tidak cukup dan harus diikuti dengan tindakan. Perlu dijelaskan bahwa insiden itu berasal dari beberapa tahun lalu dan sebagai perusahaan, kami berkembang. Sebagai CEO, penting bagiku bertindak tegas pada sikap tidak pantas dan kami telah melakukan hal itu beberapa tahun belakangan," papar Pichai.

Ia memaparkan sebanyak 48 pegawai telah dikeluarkan terkait kasus pelecehan dalam dua tahun terakhir. Menurut Pichai, pelecehan seks adalah masalah masyarakat dan sebagai perusahaan besar, Google juga punya isu yang sama.


Referensi:
https://inet.detik.com/cyberlife/d-4284295/ribuan-pegawai-walk-out-ini-tanggapan-ceo-google

Sabtu, 09 Juni 2018

Google Assistant Kini Bisa Menemani Ngobrol Para Jomblo di Indonesia

ARSPuja Labs - Google Assistant Kini Bisa Menemani Ngobrol Para Jomblo di Indonesia

Google mengumumkan kehadiran Google Assistant versi Bahasa Indonesia beberapa waktu lalu.

Ternyata, selain bisa menjalankan berbagai perintah seperti membuka aplikasi, mengirim pesan, menelepon, dan lain-lain, Google Assistant juga pintar melawak.


source: Liputan6.com


Guyon khas Google Assistant Bahasa Indonesia juga sempat diunggah oleh sejumlah warganet di Twitter.

Berikut adalah pantauan Tekno Liputan6.com di linimasa Twitter, Minggu (3/6/2018), seperti apa? Simak kumpulannya berikut ini.

Pengguna dengan akun Twitter @RADTHERANDOM beberapa kali mengunggah screenshot lelucon Google Assistant Berbahasa Indonesia yang receh.

Misalnya, saat dirinya meminta Google Assistant menceritakan lelucon, Google Assistant bercerita, "Endah apa yang setia banget?" jawabannya ternyata adalah "Endaaaaah will always love youuuu."

Lelucon lain Google Assistant yang juga diunggahnya antara lain saat Google Assistant bercerita, "Anton, apa ibu belum jadi ibu yang baik buat kamu selama ini? Kenapa kamu selalu marah sama Ibu?"

Anton pun menjawab, "Ya iyalah Bu, gimana gak marah? Namaku Budi."

Ada lagi hal lelucon receh yang diunggah pemilik akun @RADTHERANDOM, yakni, "Hantu apa yang jadi lagu?" Google Assistant pun menjawab, "Pocong.. Pocong bebek angsa, masak di kuali,"

Lain lagi saat Google Assistant ditanya makanan kesukaannya. Rupanya, Google Assistant menyukai es krim, tetapi takut korslet jika makan es krim.

Pengguna lain dengan akun @tandodol mengunggah cuitan serupa. Rupanya dalam screenshot yang diunggahnya, Google Assistant saat diminta menceritakan gurauan menyebut bantal nikah (batal nikah) menjadi hal yang menyakitkan.

Pengguna lain dengan akun @ChristinaKusuma mencuit ucapan terima kasihnya kepada Google Assistant yang membuat jokes receh yang bisa mengantarkannya ke mimpi indah.

Menurut Google Assistant, alis yang kaya raya adalah alisan (arisan) sosialita.


Cara Memerintah Google Assistant

Awal pekan ini, Google Indonesia mengumumkan Google Assistant atau asisten virtual Google sudah bisa diperintah menggunakan bahasa Indonesia.


source: Liputan6.com

Kendati begitu update Google Assistant berbahasa Indonesia ini terbatas pada smartphone Android dengan OS Android 5.0 (Lollipop) ke atas. Sementara, untuk pengguna iPhone, fitur Google Assistant berbahasa Indonesia hanya bisa dinikmati oleh pengguna iOS 9.1 ke atas.

Cara menggunakannya pun cukup mudah dan sangat membantu bagi pengguna yang sedang tidak bisa memegang smartphone karena kesibukan.

Misalnya saat pengguna sedang mengetik di kantor, tetapi ingin melihat informasi bioskop terdekat atau ingin mengirim pesan BBM ke teman.

Untuk menggunakan fitur Google Assistant ini, pengguna hanya perlu:

1. Menyetel perangkat mereka ke bahasa Indonesia.

2. Jangan lupa untuk memperbarui aplikasi Google ke versi terbaru melalui toko aplikasi Google Play atau App Store.

3. Kamu hanya perlu menekan dan tahan tombol Home atau ucapkan "Ok Google" di smartphone yang mendukung fitur ini.

4. Ucapkan perintah yang ingin dikerjakan oleh Google Assistant dalam bahasa Indonesia. Google Assistant pun akan menjawab perintah dengan bahasa Indonesia.

Misalnya, kamu memerintah Google Assistant untuk mencari tahu lokasi bioskop terdekat, kamu bisa memerintahnya dengan mengucapkan "Bioskop dekat sini".

Ketika koneksi internet kamu lancar, Google Assistant pun akan melakukan pencarian dan memberi jawaban "Berikut adalah Bioskop dekat sini" kemudian, muncullah daftar bioskop yang memang berada di lokasi terdekat dari tempat pencarian.

Kamu juga bisa meminta bantuan Google Assistant untuk membuka berbagai aplikasi atau memintanya menelepon teman, hingga memintanya untuk mengirimkan pesan BBM ke teman kamu.

Syaratnya, kamu harus menyebutkan namanya sesuai dengan nama kontak yang tertera di buku kontak atau daftar teman BBM.

Misalnya kamu menyuruh Google Assistant untuk mengirim pesan ke salah satu teman kamu dengan perintah "kirim BBM ke Agustinus Mario."

Berikutnya Google Assistant akan menanyakan pesan apa yang ingin dikirim dan mengetikkan, memastikan ketikannya benar, dan mengirimnya.

Tidak hanya itu, kalau kamu bosan, Google Assistant juga bisa diminta untuk menyajikan cerita-cerita lucu atau fakta unik.

Referensi:
https://www.liputan6.com/tekno/read/3547394/tak-cuma-pintar-google-assistant-bahasa-indonesia-juga-jago-lawak

Senin, 28 Mei 2018

Remaja Ini Jadi Pengtest Security Google dan Bayarannya Gila!

ARSPuja Labs - Remaja Ini Jadi Pengtest Security Google dan Bayarannya Gila!

Seorang remaja menemukan celah keamanan di Google sehingga ia diganjar cukup banyak uang dari raksasa internet tersebut. Besarnya USD 36 ribu atau di kisaran Rp 506 juta.

Sang remaja yang berusia 18 tahun bernama Ezequiel Pereira asal Uruguay. Ini bukan pertama kali dia berhasil menemukan celah keamanan Google. Tahun lalu, ia mendapat USD 10 ribu karena prestasi yang sama. Celah baru yang ditemukannya memungkinkan dia mengubah sistem internal Google.


source: wsbtv.com


Dikutip detikINET dari CNBC, Pereira memang sudah akrab dengan komputer sejak muda. Ia dibelikan komputer pertamanya pada umur 10 tahun dan mengikuti kelas pemrograman pada usia baru 11 tahun.

Pada tahun 2016, dia berhasil memenangkan kontes coding dengan hadiah jalan-jalan ke markas besar Google yang terletak di Mountain View, California. Memang dasarnya ia remaja yang pintar dan tekun.

"Dulu aku pertama kali diganjar USD 500 dan terasa menyenangkan. Jadi aku memutuskan terus mencoba (menemukan celah-red) sejak saat itu," kata dia.

Total ia sudah lima kali menemukan celah keamanan Google yang saat ini sudah diperbaiki. Tapi yang terakhir ini memberinya uang hadiah paling banyak.

Saat ini, Pereira mulai kuliah teknik komputer di Montevideo. Namun ia ingin mengajukan beasiswa agar bisa bersekolah di Amerika Serikat.

Sejak keberhasilannya menemukan bermacam celah keamanan di Google, nama Pereria makin dikenal dan banyak yang mengiriminya email. Ada yang meminta nasihat darinya ataupun menawari pekerjaan.

Berbagai perusahaan teknologi seperti Google memiliki program yang dijuluki bug bounty ini. Intinya, masyarakat umum boleh mencari celah keamanan di perusahaan itu dan jika terbukti sahih, maka akan mendapatkan imbalan uang.

Referensi:
https://inet.detik.com/cyberlife/d-4041712/temukan-kelemahan-google-remaja-ini-diganjar-rp-506-juta

Jumat, 18 Mei 2018

Chipset Android Things Sedang Diproses Oleh Google dan MediaTek

ARSPuja Labs - Chipset Android Things Sedang Diproses Oleh Google dan MediaTek

Google dan MediaTek diketahui tengah bekerja sama membesut chipset khusus untuk perangkat Internet of Things (IoT) Android Things.


source: .beritateknologi.com


Kabarnya, chipset tersebut akan meluncur pada pertengahan 2018 bersamaan dengan perilisan Android Things versi 1.0.

Dilansir DigiTimes, Kamis (17/5/2018), untuk mempercepat pengembangan dan produksi perangkat Android Things, Google akan memprioritaskan beberapa tipe chipset system-on-modules (SoMs) berbasis MediaTek MT8516, NXP i.MX8M, Qualcomm Snapdragon 212, serta Snapdragon 624.

Kerja sama ini pun diharapkan dengan peningkatan margin kotor MediaTek dengan kenaikan volume pengapalan SoC non-smartphone.

Adapun alasan kedua perusahaan bekerja sama tak lain karena ingin memperluas ekosistem perangkat Android Things.

Dengan demikian, baik Google maupun MediaTek bisa dibilang akan sama-sama untung jika nantinya chipset ini sudah hadir ke pasar IoT.

Untuk diketahui, Google baru saja mengumumkan kehadiran Android Things versi 1.0 pada gelaran Google I/O 2018 yang dihelat beberapa waktu lalu di Mountain View, Amerika Serikat (AS).

Seperti diketahui, teknologi IoT kini hadir untuk membantu penggunanya terhubung dengan perangkat elektronik yang tak hanya sekadar ponsel atau tablet.

Dengan IoT, pengguna bisa mengontrol perangkat lain melalui ponselnya. Nah, Google ingin memaksimalkan sistem operasi Android bagi pengguna agar lebih mudah memanfaatkan IoT.


Android Things

Seperti dikutip The Next Web, Kamis (15/12/2016), dalam merancang Android Things, Google memanfaatkan layanan dan fitur yang sudah lebih dulu dibuat.

Mereka menggabungkan Brillo, sistem operasi IoT berbasis Android yang sebelumnya dirilis, dengan beberapa layanan, seperti Android Studio, Android SDK, Google Play Services, hingga Google Cloud Platform.

Tujuannya adalah ingin memudahkan para pengembang (developer) dalam membuat perangkat rumahan pintar yang nantinya bisa terhubung ke Android.

Tak hanya itu, Google juga menciptakan dukungan Android Things untuk Weave, platform komunikasi IoT miliknya yang dapat membantu perangkat pintar terkoneksi ke layanan Google dan bisa membuatnya "berbicara" ke perangkat lain, termasuk Google Assistant.

Perusahaan teknologi seperti Philips Hue dan Samsung SmartThings pun telah menggunakan platform Weave.

Google mengatakan, nantinya beberapa perusahaan manufaktur lain, seperti Belkin, WeMo, LiFX, Honeywell, Wink, TP-Link, dan First Alert akan menyusul.

Sebagai tambahan, Google juga menjelaskan pengguna dapat merancang produk dengan dukungan perangkat keras, seperti Intel Edison, NXP Pico, dan Raspberry Pi 3.


Platform loT

Google berharap, hadirnya Android Things dapat menopang perkembangan platform IoT Google untuk ke depanya.

Meski banyak alternatif sistem operasi IoT lain bagi para pengembang, perusahaan yang berbasis di Mountain View itu optimistis, sistem operasinya itu lebih mumpuni ketimbang yang lain karena juga memiliki akses ke layanan cloud.

Android Things kini masih memasuki proses Developer Preview. Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa beranjak ke tautan ini.

Sekarang, Google masih membenahi Brillo agar dapat mengajak penggunanya migrasi perlahan ke Android Things.


Referensi:
- https://www.liputan6.com/tekno/read/3527263/google-dan-mediatek-besut-chipset-untuk-perangkat-android-things

Rabu, 09 Mei 2018

Petinggi Facebook di Indonesia Temui Menteri Kominfo

ARSPuja Labs - Petinggi Facebook di Indonesia Temui Menteri Kominfo

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara baru saja melakukan pertemuan dengan perwakilan Facebook Asia Pasifik. Kali ini, Facebook diwakili oleh Vice President of Public Policy Facebook Asia Pacific Simon Milner.

source: Google Images

Dalam pertemuan itu, Rudiantara mengungkap pertemuan kali ini membahas sejumlah hal, termasuk mengenai kasus penyalahgunaan data pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica hingga manajemen konten.

Khusus untuk skandal Cambridge Analytica, Rudiantara mengatakan dirinya meminta Facebook ikut melakukan penyelidikan paralel, meski saat ini investigasi masih dilakukan oleh otoritas Inggris.

"Saat ini Cambridge Analytica sedang diaudit oleh otoritas Inggris. Namun, saya sampaikan tidak bisa hanya menunggu otoritas Inggris, harus mencari apakah ada pihak lain, karena belakangan ada CubeYou dan Aggregate IQ," tuturnya saat bertemu dengan awak media di Jakarta, Senin (7/5/2018).

Ia menuturkan, Facebook dapat melakukan penyelidikan beriringan untuk memastikan agar kasus yang terjadi pada 2014 dengan Cambridge Analytica ini tidak terulang lagi. Pembahasan lain yang dilakukan adalah mengenai manajemen konten negatif.

"Facebook itu baru bisa memenuhi 50 persen dari permintaan (penurunan konten negatif), tapi sekarang sudah naik 68 persen. Jadi, masih ada pekerjaan rumah, bagaimana meningkatkannya. Ini bagian dari evaluasi penilaian Kemkominfo terhadap Facebook dalam penanganan konten negatif," ujarnya menjelaskan.

Terakhir, Rudiantara menuturkan dalam kasus dengan Facebook, Kemkominfo tidak berdiri sendiri. Menurutnya, Kemkominfo fokus ke sanksi administrasi, sedangkan sanksi kriminal itu ada di tangan kepolisian.

"Jadi, saya update sejauh mana mengenai kasus ini. Hal lain yang juga saya ungkapkan adalah kekhawatiran terhadap keterlibatan Facebook dengan kasus Rohingya. Saya sudah membuat pernyataan tegas tak pernah punya keraguan untuk menutup Facebook kalau urusannya provokasi," ujarnya mengakhiri pembicaraan.

Sekadar informasi, CEO Facebook Mark Zuckerberg mengakui platform-nya telah digunakan untuk menyebarkan propaganda anti-Rohingnya di Myanmar. Karena itu, Zuckerberg memastikan pihaknya akan menghentikan penyebaran pesan-pesan negatif tersebut.


Facebook Belum Memberikan Hasil Audit

Untuk diketahui, hingga saat ini ternyata Facebook belum dapat mengungkapkan hasil audit. Alasannya masih sama, pihak otoritas Inggris Information Commissioner Office (ICO) masih melakukan investigasi, sehingga perusahaan belum bisa melakukan penyelidikan.

"Audit ini akan berlangsung hingga benar-benar harus selesai. Saya juga tak bisa memastikan kapan. Kami sendiri masih harus menunggu dari hasil penyelidikan dari ICO," tutur Vice President of Public Policy Facebook Asia Pacific Simon Milner usai melakukan pertemuan dengan Menkominfo Rudiantara di Jakarta, Senin (7/5/2018).

Kendati demikian, ia menuturkan saat ini Facebook juga masih melakukan penyelidikan di dalam layanan untuk mengetahui apakah ada perusahaan lain yang bekerja seperti Cambridge Analytica.

Setelah semuanya itu selesai, Milner memastikan Facebook akan mengungkap hasilnya.

"Kami memiliki tim yang besar untuk audit ini. Namun, perlu diingat kasus ini sebenarnya terjadi pada 2014. Karena itu, untuk sekarang kami juga melakukan penyelidikan apakah ada pihak lain yang diindikasikan melakukan serupa Kogan (Aleksandr Kogan--peneliti Cambridge Analytica)," tuturnya menjelaskan.

Referensi:
https://www.liputan6.com/tekno/read/3508885/petinggi-facebook-temui-menkominfo-bahas-apa-saja

Jumat, 04 Mei 2018

Waspada Pengguna Wifi Gratisan Malware Roaming Mantis Mengancam

ARSPuja Labs - Waspada Pengguna Wifi Gratisan Malware Roaming Mantis Mengancam

Kamu sering menggunakan Wi-Fi publik (gratisan)? Jika ya, sebaiknya mulai berhati-hati dari sekarang. Kaspersky belum lama ini melakukan riset yang mengungkap kalau Wi-Fi publik ternyata berisiko 'menularkan' malware berbahaya bernama Roaming Mantis.

source: telix.pl

Cara kerja malware ini bahkan terbilang mudah seperti menjentikkan jari. Ia menyerang smartphone korban dengan menyusupi router.

Saat smartpone terhubung ke jaringan router Wi-Fi publik yang sudah terinfeksi, malware akan langsung melumpuhkan smartphone korban.

Menurut keterangan Kaspersky Lab yang dirangkum Tekno Liputan6.com pada Jumat (4/5/2018), malware  bekerja dengan cepat dan bisa mencuri informasi pengguna dari smartphone Android-nya.

Para peneliti Kaspersky mengklaim, pihak di balik serangan siber tersebut bertujuan untuk mengais keuntungan finansial dari modus yang mengancam ini.

Lebih lanjut, Kaspersky menjelaskan hacker bisa mencari router yang lemah dengan celah keamanan. Dari situ, mereka akan mendistribusikan malware melalui trik dengan membajak DNS dari router yang diserang. Sayang, metode menyerang router tersebut masih belum diketahui.

Setelah DNS dibajak, saat mengakses situs web, korban akan dialihkan ke tautan yang seolah-olah terlihat asli dengan konten palsu dari server penyerang.

Asumsi selama browser menampilkan URL asli pasti akan membuat pengguna percaya kalau situs yang dikunjunginya juga asli.

Dari situ, korban akan ditampilkan tulisan "Untuk pengalaman browsing yang lebih baik, segera perbarui versi Chrome kamu".

Semakin percaya, korban akan mengeklik tautan yang memicu instalasi aplikasi Trojan dengan nama 'facebook apk' atau 'chrome apk' yang menjadi 'gerbang' terbukanya malware Roaming Mantis.


Pergerakan Malware

Suguru Ishimaru, Security Researcher Kaspersky Lab Jepang, mengklaim Roaming Mantis sebagai ancaman yang aktif dan bahkan bisa cepat berkembang.

Karenanya, Kaspersky mengumumkan hasil temuan tersebut sekarang, ketimbang menunggu pihaknya lebih dulu mendapat semua jawabannya.

"Terdapat motivasi tertentu dari serangan ini, karena itu kami merasa perlu untuk memberitahukan kepada organisasi dan individu akan ancaman ini. Penggunaan router yang telah disusupi dan DNS yang dibajak menunjukkan perlunya perlindungan perangkat yang kuat dan penggunaan koneksi yang aman,” ujar Ishimaru.


Cepat Menyebar

Kaspersky juga mengungkap telah mendeteksi penyebaran malware di lebih dari 150 jaringan yang berlokasi sebagian besar di Korea Selatan, Bangladesh, dan Jepang pada Februari-April 2018.

Analisa perusahaan juga membuktikan telah terjadi ribuan koneksi ke server penyerang secara harian, yang memperlihatkan kemungkinan adanya serangan yang lebih besar.

Selain itu, riset juga memperlihatkan beberapa kode malware yang mengarah ke aplikasi mobile banking dan ID aplikasi gim mobile populer. Indikasi tersebut menunjukkan adanya motif untuk mengambil keuntungan finansial yang besar.


Referensi:
https://www.liputan6.com/tekno/read/3498788/hati-hati-malware-roaming-mantis-incar-korban-yang-sering-pakai-wi-fi-gratisan

Kamis, 03 Mei 2018

Aduh Sudah Lewat 1 Mei Lupa Registrasi Gimana Mengatasi SIM Terblokir?

ARSPuja Labs - Aduh Sudah Lewat 1 Mei Lupa Registrasi Gimana Mengatasi SIM Terblokir?

Hari ini, Selasa (1/5/2018), masa registrasi dan daftar ulang kartu SIM prabayar telah usai. Terhitung pukul 00.00 tadi malam, semua nomor yang belum registrasi bakal diblokir total. Artinya, nomor tersebut tak bisa lagi dipakai untuk menelpon, berkirim SMS, atau mengakses jaringan internet.

source: klimg.com

Langkah tegas ini diambil setelah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memberikan waktu sekitar enam bulan bagi seluruh pelanggan seluler untuk mendaftarkan kartu SIM prabayar mereka.

Lantas, jika hingga 1 Mei 2018 belum juga sempat mendaftar, apa yang harus dilakukan oleh pemilik kartu SIM prabayar? Satu-satunya cara untuk mengaktifkan kembali nomor SIM prabayar yang diblokir total adalah bertandang ke gerai operator masing-masing.

Jangan lupa untuk membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) sebagai dokumen pendukung.

Pelanggan kartu SIM prabayar tak bisa lagi registrasi mandiri via SMS ke 4444 atau situs resmi operator telekomunikasi. Hal ini tertera dalam surat resmi yang ditandatangani Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Merza Fachys; dan  Ketua Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), Amhad Ramli.

“Pelanggan yang masih ingin menggunakan nomor prabayar seluler (yang belum didaftarkan sampai 1 Mei 2018) dapat menghubungi gerai operator untuk melakukan registrasi,” begitu tertera pada surat tertanggal 30 April itu. Bila ada kesulitan dalam proses registrasi, bisa menghubungi tiga nomor yang dijadikan “Call Center”.

Masing-masing nomor tersebut adalah 0811161653, 081520900999, dan 081294039738. Diketahui, periode pertama registrasi dimulai pada 31 Oktober 2017 hingga 28 Februari 2018. Lewat dari tenggat itu, nomor yang belum mendaftar diblokir sebagian (bisa menelpon dan SMS ke luar, tetapi tak bisa menerima). Selanjutnya, kesempatan kedua diberikan dari 1 Maret 2018 hingga 30 April 2018.

Referensi:
https://tekno.kompas.com/read/2018/05/01/09583887/1-mei-belum-registrasi-kartu-prabayar-harus-bagaimana

Dunia E-Commerce Berduka Ceo TokoBagus Meninggal Dunia

ARSPuja Labs - Dunia E-Commerce Berduka Ceo TokoBagus Meninggal Dunia

Kabar duka cita datang dari dunia e-commerce Tanah Air. Salah satu pendiri toko online Tokobagus.com (kini OLX), Remco Lupker meninggal dunia di Belanda pada hari ini, Rabu (2/4/2018).


source: techinasia.com

Informasi yang diterima oleh KompasTekno, Remco menghembuskan nafas terakhirnya di negeri kelahirannya, Belanda. Dia meninggal setelah berjuang melawan penyakit kanker. “Betul (Remco) meninggal dunia. Kami baru saja mendapat kabar dukanya,” ujar Ketua Bidang Humas Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) Rieka Handayani dalam pesan singkatnya kepada KompasTekno. “Kami turut berduka cita kehilangan salah satu sosok penting industri startup e-commerce yang memberi inspirasi,” imbuhnya.

Mantan CEO OLX, Daniel Tumiwa juga memberi kabar serupa. Menurutnya Remco meninggal dunia pada Rabu pagi waktu Belanda. “Betul meninggal jam 10 pagi waktu Belanda. Sudah hampir tiga tahun dia berjuang melawan kanker,” ujarnya saat dihubungi secara terpisah.

Kiprah Remco dan Tokobagus di dunia e-commerce sudah mulai jauh sebelum industri tersebut ramai oleh banyak pemain. Bahkan bisa dikatakan situs e-commerce yang didirikannya bersama dengan Arnold Sebastian itu merupakan salah satu pionir. Remco dan Arnold mendirikan Tokobagus.com pada 2005 silam, lalu membesarkannya hingga menjadi dikenal begitu banyak orang. Lalu pada 2012, ketika nama situs e-commerce itu sedang harum-harumnya, Remco memutuskan untuk meninggalkannya.

Dua tahun setelahnya, Tokobagus diambil alih oleh OLX dan namanya secara resmi berubah. OLX sendiri merupakan merek e-commerce global yang dimiliki oleh Naspers. Adapun Naspers sudah berinvestasi di Tokobagus sejak 2010, hingga akhirnya memasukkan perusahaan e-commerce itu ke dalam Grup OLX.

Pihak OLX Indonesia pun memberikan ucapan bela sungkawa atas meninggalnya Remco sebagai pendiri cikal bakal OLX. "Kami turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Remco adalah sosok yang visioner. Beliau meninggalkan legacy yang sangat berharga bagi kami dalam membentuk dan mengembangkan industri iklan baris online, di Indonesia," ujar PR Manager OLX Indonesia, Amelia Virginia.


Referensi:
https://tekno.kompas.com/read/2018/05/02/21554877/pendiri-tokobagus-remco-lupker-meninggal-dunia.

Kamis, 19 April 2018

Sering Login di Aplikasi Menggunakan Akun Facebook Sekali Klik? Awas Berbahaya!

ARSPuja Labs - Sering Login di Aplikasi Menggunakan Akun Facebook Sekali Klik? Awas Berbahaya!

Zaman sekarang orang-orang sudah malas membuat akun baru di sebuah aplikasi atau situs. Untungnya, sekarang mereka tinggal login menggunakan akun Facebook mereka.


source: wp.com

Mudah sekali bukan? Sayangnya, Facebook jadi dapat memanen data kita di situs-situs tersebut, meskipun saat itu pengguna sudah logout dari Facebook.

Dilansir Newsroom FB, Rabu (18/4/2018), pihak Faceboook mengaku menggunakan miliaran data penggunanya untuk menyajikan konten dan iklan yang cocok dengan pengguna.

"Aplikasi dan situs yang memakai layanan kita, seperti tombol Like dan Facebook Analytics, mengirimkan kami informasi (data) untuk meningkatkan kualitas konten dan iklan yang lebih baik," tulis Facebook.

Namun, pihak Facebook mengungkapkan mereka tidak sendirian dalam hal ini, karena layanan lain seperti Google pun memiliki layanan analisa populer yang berfungsi serupa terkait periklanan.

"Dan Amazon, Google, dan Twitter semua memiliki fitur login. Perusahaan-perusahaan itu, dan banyak lainnya, juga menawarkan layanan iklan," lanjut laporan itu.

Penjelasan Facebook memang berbelit-belit, tapi intinya Facebook akan tahu situs atau aplikasi yang sedang kita pakai, serta konten dari situs itu, bila kita login dengan layanannya.

Untuk diketahui, Facebook memiliki monthly active users (MAUs) atau pengguna aktif bulanan mencapai 2,13 miliar--naik 14 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara untuk daily active users (DAUs) atau pengguna aktif harian rata-rata 1,4 miliar.


Mark Zuckerberg Mengklarifikasi Tidak Akan Menjual Data

Facebook kembali menegaskan mereka tidak menjual data pengguna, tetapi kenyataannya data pengguna memang dipakai untuk disesuaikan dengan iklan yang muncul di Facebook pengguna, sehingga timbul kesan memata-matai yang dilakukan Facebook.

Facebook justru mengaku menggunakan data yang mereka peroleh dari situs lain untuk membantu pengguna, mulai dari di setelan bahasa, sampai membantu menganalisa pengunjung situs dan aplikasi, seperti gender dan usia.

Facebook turut berkata data-datanya yang didapatkan digunakan untuk melindungi pengguna, jadi bila ada IP address yang berasal dari negara lain untuk login ke akun Facebook seseorang, maka pengguna bisa diberitahukan.

Untuk masalah iklan, bila pengguna berkunjung ke situs travel, maka Facebook bisa mengetahui dan menawarkan iklan-iklan terkait hotel dan mobil sewaan.

Itulah yang menyebabkan mengapa saat kita mencari produk di sebuah situs, tiba-tiba iklan produk serupa muncul di Facebook.


Niat Facebook Baik, Namun Pengguna Sering Dirugikan

Seperti yang sebelumnya dibahas, apabila sedang mencari produk di situs lain, lalu kemudian iklan serupa muncul di akun Facebook, itu disebabkan karena platform media sosial tersebut mendapatkan data lewat layanan mereka.

Mungkin niat Facebook memang baik, tetapi itulah yang justru membuat takut orang banyak, sebab ada kesan Facebook sedang mematai-matai aktivitas online seseorang.

CEO Facebook Mark Zuckerberg berujar penggunaan iklan di Facebook dilakukan agar layanan media sosial tersebut tetap gratis, dan memakai iklan adalah satu-satunya jalan yang realistis bila tidak ingin Facebook berbayar.


Referensi:
https://www.liputan6.com/tekno/read/3463377/terungkap-ini-risiko-login-situs-web-atau-aplikasi-lain-pakai-facebook

Indosat Ooredoo di 2018 Terus Kembangkan Jaringan 4G Habiskan Dana Rp 6,4 Triliun

ARSPuja Labs - Indosat Ooredoo di 2018 Terus Kembangkan Jaringan 4G Habiskan Dana Rp 6,4 Triliun 

Indosat Ooredoo bakal makin menggeber jaringan 4G di luar Jawa. Kali ini, operator seluler itu menggeber jaringan 4G di seluruh Lampung. Untuk memuluskan rencana pengembangan jaringan 4G termasuk di luar Jawa, Indosat Ooredoo menggelontorkan dana sebesar Rp 6,4 triliun.


source: lemoot.com

Angka tersebut merupakan 80 persen dari total anggaran modal (capital expenditure/capex) Indosat Ooredoo yang mencapai Rp 8 triliun pada tahun 2018 ini.

President Director dan CEO Indosat Ooredoo, Joy Wahjudi mengatakan, Indosat Ooredoo serius melakukan ekspansi bisnis inti yakni mengembangkan telekomunikasi di Indonesia.

"Untuk mendukung komitmen ini, kami telah menambah capex tahun ini menjadi Rp 8 triliun, di mana 80 persen di antaranya digunakan untuk investasi jaringan," kata Joy di Kota Lampung, Rabu (18/4/2018).

"Hal ini mencerminkan keseriusan kami dalam melakukan ekspansi dan meningkatkan kualitas jaringan Indosat Ooredoo di seluruh Indonesia."

Investasi 80 persen dari anggaran belanja modal ini, kata Joy, akan digunakan untuk layanan LTE, voice, dan data.

Sementara, 20 persen dari anggaran belanja modal yang sebesar Rp 1,6 triliun akan digunakan untuk mendukung operasional perusahaan, termasuk untuk mengembangkan komponen IT.


Upaya Meningkatkan Kualitas Layanan

Joy juga menuturkan, penambahan nilai investasi ini akan semakin efektif dengan keberhasilan perusahaan menjadi salah satu pemenang lelang frekuensi 2.1GHz yang diharapkan dapat mendukung upaya meningkatkan kualitas layanan bagi pelanggan.

Dia menambahkan, untuk mendukung ekspansi dan strategi ke depan, Indosat Ooredoo akan terus menambah jumlah BTS dan meningkatkan layanan kepada pelanggan.

Sekadar informasi, di tahun 2018 Indosat Ooredoo menggeber layanan 4G di luar Jawa. Salah satu yang sudah hadir adalah di Lampung.

Berikutnya hingga akhir tahun, Indosat Ooredoo berencana akan memperluas jaringan 4G di satu wilayah Sumatera, satu wilayah Kalimantan, dan dua wilayah Sulawesi.


Referensi:
https://www.liputan6.com/tekno/read/3466727/indosat-ooredoo-investasikan-rp-64-triliun-untuk-geber-4g-di-2018

Rabu, 18 April 2018

AS dan Inggris Peringatkan Serangan Siber Global, Rusia Dalang Hacker?

ARSPuja Labs - AS dan Inggris Peringatkan Serangan Siber Global, Rusia Dalang Hacker?

Amerika Serikat (AS) dan Inggris memeringatkan potensi serangan siber global yang menargetkan router, pemancar, dan perlengkapan jaringan lainnya. Peringatan ini dikeluarkan demi  membantu target hacker untuk melindungi diri.

source: .jalantikus.com

"Kami tak punya pandangan secara mendalam terhadap cakupan serangan itu," kata pejabat keamanan siber Kementerian Keamanan Dalam Negeri AS, Jeanette Manfra.

Kedua negara adidaya ini menyalahkan dukungan pemerintah Rusia kepada hacker yang bekerja untuk agen pemerintah, pebisnis, dan operator infrastruktur penting.

Peringatan juga diklaim tidak berhubungan dengan dugaan serangan senjata kimia di Suriah.

Diwartakan Gulf News, Kremlin tak merespons tuduhan serangan siber itu. Sementara itu, Moskow membantah tuduhan telah melakukan serangan siber ke AS dan negara lainnya.

Meski begitu, peringatan yang dikeluarkan Senin 16 April 2017 itu tetap menuai kritik. Beberapa pakar keamanan siber swasta mengkritik pemerintah AS yang terkesan lamban merilis informasi.

Seorang pejabat senior AS, yang enggan disebut namanya, mengatakan bahwa serangan siber Rusia dalam beberapa tahun terakhir memiliki keunikan. "Serangan ini lebih sulit dilacak dan dideteksi," kata pejabat itu.

Washington dan Inggris yang menerbitkan peringatan bersama ini juga mengatakan, serangan siber global tersebut telah dilakukan sejak 2015 dan dapat meningkat seiring serangan yang terjadi.


Negara Rusia dan Virus NotPetya

Kecurigaan serangan siber itu sebetulnya telah muncul dua bulan setelah AS dan Inggris menuduh Rusia melakukan serangan virus NotPetya pada 2017.

Serangan virus NotPetya berdampak pada lumpuhnya sebagian infrastruktur Ukraina dan merusak komputer seluruh dunia.

Koordinator Keamanan Siber Gedung Putih, Rob Joyce, mengatakan, serangan itu memengaruhi berbagai organisasi, termasuk penyedia layanan internet dan perusahaan swasta.

"Ketika kami melihat serangan maya yang berbahaya, baik itu dari Kremlin atau negara lain, kami akan menyerang balik," pungkas Rob.


Jerman Tuding Rusia Sebagai Dalang Serangan Siber

Setelah terjadi serangan siber ke sistem pemerintah Jerman pada akhir Februari 2018, sekarang Jerman mulai berani menyebut nama Rusia sebagai pihak yang bertanggung jawab.

Keterlibatan Rusia diungkapkan sendiri oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman Heiko Maas.

"Kami sempat mendapat serangan di Kementerian Luar Negeri, serangan itu kami asumsi berasal dari Rusia," ucap Maas, seperti dilansir Reuters, Senin (16/4/2018).

Sebelumnya, Jerman digempur serangan siber pada akhir Februari 2018. Serangan siber tersebut terbilang kuat dan berlangsung terus-terusan, bahkan berhasil menembus jaringan komputer Kementerian Luar Negeri Jerman. Alhasil, para pegawai pun harus bekerja keras menanggulangi efek serangan.

Pihak kementerian pada awalnya menolak memberikan komentar, tapi media Jerman dan pakar keamanan menuding kelompok hacker Rusia sebagai dalang dari serangan.

Sementara itu juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyanggah tudingan itu.

"Kami dengan menyesal mencatat bahwa setiap serangan hacking di dunia pasti dihubungkan dengan hacker Rusia, tapi tiap kali menuduh mereka tidak punya bukti nyata," ucap Peskov.

Kelompok Rusia yang dituduh adalah Fancy Bear yang memang sering dituding melakukan serangan siber dengan motif politik terhadap banyak negara.


Referensi:
https://www.liputan6.com/tekno/read/3462987/hacker-merajalela-as-dan-inggris-peringatkan-serangan-siber-global

DPR Minta Kemkominfo Tutup Facebook Sementara di Indonesia

ARSPuja Labs - DPR Minta Kemkominfo Tutup Facebook Sementara di Indonesia

Kasus penyalahgunaan data lebih dari satu juta pengguna Facebook Indonesia membuat perwakilan jejaring sosial tersebut dipanggil oleh Komisi I DPR RI, Selasa (17/4/2018).

source: szeretlekmagyarorszag.hu

Facebook dicecar oleh anggota Komisi I DPR RI terkait keamanan data selama kurang lebih lima jam. Dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama DPR RI itu, Facebook diwakili oleh Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia Ruben Hattari dan Vice President of Public Policy Asia Pacific Simon Milner.

Usai RDPU yang berlangsung di Ruang Rapat Komisi I DPR RI itu, Anggota Komisi I DPR RI Meutya Hafid mengatakan, akan menyarankan opsi penghentian sementara (moratorium) layanan Facebook di Indonesia jika perusahaan besutan Mark Zuckerberg itu lambat memberikan respon atas permintaan pemerintah RI.

"Karena kami dengar dari pihak pemerintah juga, audit yang diminta pemerintah belum diberikan oleh pihak Facebook."

Ia menambahkan, "Karena itu, menurut saya pemerintah patut mempertimbangkan moratorium jalannya Facebook di Indonesia sampai ada investigasi menyeluruh atau perbaikan menyeluruh oleh Facebook."

Ia mengatakan, pemerintah tidak boleh takut melakukan penghentian sementara layanan Facebook di Indonesia. "Opsi ini harus dibuka pemerintah, pernah memberlakukan penghentian sementara layanan Telagram dan Telegram berkomitmen, akhirnya dibuka lagi. Kenapa dengan Facebook kita tidak bisa melakukan itu," ujar Meutya.

Penghentian Sementara Facebook

Adapun moratorium yang dimaksud Meutya adalah menghentikan layanan Facebook hingga hasil audit investigasi terkait penyalahgunaan data yang diminta pemerintan diberikan oleh pihak Facebook.

"Catatan hasil RDPU ini nanti ketika ada rapat kerja dengan pemerintah, akan kami sampaikan. Komisi I mengapresiasi Facebook atas permintaan maafnya, tetapi itu tidak cukup. Harus ada komitmen untuk perbaikan," ujar Meutya menegaskan.

Senada, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Hanafi Rais menyebut akan memanggil pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) untuk membicarakan masalah penyalahgunaan data pengguna Facebook di Indonesia.

"Kami ingin mendengar dari Menkominfo karena masalah ini sudah luar biasa dan terkait dengan jutaan orang Indonesia. Pemerintah juga harus lebih responsif. Artinya kalau Facebook lambat, Kominfo kita minta untuk lebih tegas lagi," ujarnya.

Referensi:
https://www.liputan6.com/tekno/read/3463376/dpr-desak-kemkominfo-tutup-facebook-sementara

Selasa, 10 April 2018

Pengguna Facebook Messengger? Awas Hati Hati Ini Alasannya

ARSPuja Labs - Pengguna Facebook Messengger? Awas Hati Hati Ini Alasannya

Ada banyak cara untuk mengirimkan pesan instan secara gratis ke teman dan keluarga. Pengguna bisa memilih aplikasi mulai dari BBM, WhatsApp, Skype, Google Hangouts, Sinyal, Telegram, dan lain-lain. Namun dari semuanya, yang paling parah adalah Facebook Messenger.

source: liputan6.com

Semua tahu aplikasi pesan milik Facebook itu cukup masif digunakan, kini sudah dipakai oleh 1,2 miliar pengguna. Banyak orang meng-install Messenger di smartphone-nya. Kendati begitu, hal tersebut justru merupakan masalah utama dari Messenger.

Bagaimana tidak, baru-baru ini diungkapkan, Facebook bisa memindai seluruh kotak masuk Messenger penggunanya, suka atau tidak pengguna terhadap hal tersebut.

Laporan Business Insider Singapura yang Tekno Liputan6.com kutip Senin (9/4/2018), bagi Messenger, pengguna merupakan tawanan alih-alih dianggap sebagai pelanggan yang perlu dipuaskan dan diperjuangkan.

Hal tersebut lantaran pesan pengguna yang dikirim lewat Facebook Messenger merupakan hak Facebook, dan tidak lagi pribadi. Pasalnya, perusahaan yang juga memiliki WhatsApp dan Instagram itu telah mengumpulkan data riwayat panggilan dan SMS pengguna, sekalipun itu di luar aplikasi Messenger.

Pengumpulan data riwayat panggilan milik pengguna dilakukan selama bertahun-tahun dan baru berhenti Maret 2018 setelah berbagai media mempublikasikan hal tersebut.

Facebook pun berkilah pihaknya tidak mencuri, melainkan penggunalah yang memberikan izin untuk mengakses daftar kontak mereka.

Menyadari hal itu, sebaiknya pengguna menarik kembali izin yang diberikan ke Facebook . Rasanya tidak masalah berhenti memakai Messenger, apalagi di luar sana masih banyak aplikasi pesan lain yang mungkin saja lebih menjaga privasi pengguna.

Business Insider Singapura justru menyarankan pengguna untuk menghapus aplikasi Messenger dari smartphone, mematikannya, dan pilih aplikasi lain yang tidak menyalahgunakan kepercayaan pengguna.


Facebook melakukan Scan seluruh data messaging

Facebook tampaknya menganggap diri mereka sebagai pemindai komunikasi terorisme yang berupaya menjadikan dunia lebih baik. Hal ini bermula dengan konflik yang terjadi di Myanmar.

"Saya ingat, pada sebuah Sabtu pagi, saya mendapat panggilan dan kami --di Facebook-- mendeteksi ada pihak yang mencoba menyebarkan pesan sensasional melalui Facebook Messenger untuk memulai konflik," kata Zuckerberg dalam wawancaranya.

Dia pun mengatakan, dalam kasus tersebut sistem Facebook telah berhasil mendeteksi sebuah kejadian. "Kami menghentikan pesan tersebut," kata dia.

Padahal menurut LSM di Myanmar, Facebook tidak mendeteksi pesan tersebut, justru peringatan yang diperoleh Zuckerberg datang dari kelompok masyarakat sipil.


Facebook Messengger Tidak Dilengkapi Dengan Enkripsi

Kenyataannya, Facebook Messenger tidak memiliki backdoor yang bisa dibobol. Aslinya Messenger malah mengirim dan menerima pesan tanpa enkripsi.

Artinya, server Facebook mengirimkan berbagai obrolan yang pernah dikirim dan diterima oleh pengguna. Hal inilah yang membuat pihak Facebook begitu mudah mengakses dan memindai pesan-pesan tersebut.

Alih-alih memiliki enkripsi pesan seperti BBM, WhatsApp, atau iMessage, Messenger justru sengaja memindai semua pesan pengguna. Apple terang-terangan enggan mendapatkan informasi apapun tentang komunikasi penggunanya.


Referensi:
https://www.liputan6.com/tekno/read/3437781/setop-pakai-facebook-messenger-ini-alasannya

Pendiri Apple Terlanjur Boikot Facebook Ini Komentar Pedasnya

ARSPuja Labs - Pendiri Apple Terlanjur Boikot Facebook Ini Komentar Pedasnya

Meski Facebook lambat laun mulai berbenah setelah skandal penyalahgunaan data pengguna, ternyata telah ada beberapa orang yang telanjur kecewa karena perusahaan itu lalai dalam mengelola data penggunanya.


source: techcentral.co.za

Salah satunya adalah Co-Founder Apple, Steve Wozniak, yang mengaku memilih berhenti mengguna Facebook. Kepada USA Today, ia mengatakan menaruh perhatian pada cara Facebook dan perusahaan serupa lain yang ceroboh dalam mengelola data pribadi penggunanya.

Bahkan, pria yang keluar dari Apple pada 1985 ini mengatakan lebih memilih untuk membayar saat memakai Facebook agar data pribadinya tak dikumpulkan. Ia juga melakukan hal tersebut agar tak ada lagi iklan yang muncul di media sosial besutan Mark Zuckerberg itu.

"Pengguna menyediakan tiap detail kehidupannya ke Facebook dan mereka membuatnya menjadi uang dengan iklan. Keuntungan itu berasal dari informasi pengguna, tapi pengguna tak mendapatkan keuntungan apa-apa," tuturnya, seperti dikutip dari Phone Arena, Senin (9/4/2018).

Ia pun tak segan membandingkan Facebook dengan Apple, perusahaan tempatnya pernah bernaung. Menurut Wozniak, kedua perusahaan itu mengambil keuntungan dengan cara berbeda.

"Apple menghasilkan uang dari produk bagus, bukan dari kamu. Sementara untuk Facebook, kamulah produknya," tuturnya. Pandangan Wozniak ini senada dengan pernyataan CEO Apple Tim Cook beberapa waktu lalu.

Ketika itu, Cook mengatakan skandal penyalahgunaan Facebook merupakan hal yang sangat mengerikan. Ia menyebut perlu adanya regulasi yang dibuat dengan sungguh-sungguh agar kasus serupa tak kembali terjadi.

"Saya pikir dalam situasi tertentu masalah semacam ini sangat mengerikan dan menjadi besar, sehingga perlu ada regulasi yang dibuat dengan baik," tuturnya.

Ia pun menyebut privasi sebenarnya adalah hak asasi, sehingga ia sangat peduli dengan cara pengiklan dan orang lain mendapatkan akses ke data pribadi.


Celotehan Bos Apple Mengenai Facebook

Di kesempatan yang lain, Cook pun sempat membandingkan cara kerja perusahaannya dengan Facebook. Ia pun sempat menjelaskan, Apple sangat melindungi data para pelanggan.

"Faktanya adalah kami bisa saja menghasilkan banyak uang bila menguangkan pelanggan kami andaikan mereka kami jadikan produk. Kami memilih untuk tidak melakukannya," tukas Cook.

Cook juga ditanya apa yang akan dia lakukan andaikan ia berada di posisi Mark Zuckerberg.

"Saya tidak akan jatuh ke situasi tersebut (kebocoran data)," jawab Cook.

Tim Cook memang sejak lama mengampanyekan perlindungan data. Sebelumnya, ia sempat mengkritik layanan-layanan gratis yang ternyata menyetor histori pencarian dan data-data lainnya agar dijual untuk tujuan iklan.


Balasan Mark Zuckerberg

Di sisi lain, CEO Facebook Mark Zuckerberg pun membalas komentar Cook tersebut. Dalam wawancara dengan Vox, Zuckerberg membantah argumen Cook dengan menyebut pendapat itu tidak tulus dan sangat dangkal.

"Anda tahu, saya melihat pendapat tersebut dan jika Anda tidak membayar, entah bagaimana kami tidak peduli dengan Anda. Itu sangatlah tidak benar dan tidak selaras dengan kebenaran," kata Zuckerberg.

Zuckerberg mengatakan, Facebook masih menghadirkan layanan secara gratis karena berfokus menghubungkan orang dan banyak orang tidak mampu membayar. Oleh karena itu, Facebook menggantungkan keuntungan dari pendapatan iklan.

"Dengan menggantungkan keuntungan dari iklan, itu adalah model paling rasional sehingga bisa mendukung layanan kami untuk menjangkau banyak orang," kata Zuckerberg.

Suami Priscilla Chan ini juga menyindir Cook. "Jika Anda ingin membangun layanan yang tidak hanya berlaku untuk orang-orang kaya, Anda harus menghadirkan produk yang bisa dijangkau oleh banyak orang," kata Zuckerberg.


Referensi:
https://www.liputan6.com/tekno/read/3438687/skandal-kebocoran-data-menyeruak-pendiri-apple-pilih-matikan-facebook

Penyalahgunaan Sistem Registrasi Nomor Prabayar Dengan NIK KTP

ARSPuja Labs - Penyalahgunaan Sistem Registrasi Nomor Prabayar Dengan NIK KTP

Masih ingat dengan peraturan pemerintah mengenai registrasi sim card dengan NIK dan KTP?

Program registrasi kartu SIM prabayar tidak berjalan dengan baik. Salah satunya indikasi kuat penyalahgunaan Nomor Induk Keluarga (NIK), yang digunakan untuk jutaan nomor telepon prabayar.

source: liputan6.com

Berdasarkan data yang diungkapkan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Panja Pengamanan Data Pribadi Komisi I DPR RI, pada hari ini, Senin (9/4/2018), terungkap ada 15 NIK terbanyak yang digunakan nomor prabayar untuk registrasi kartu SIM.

Rekor angka paling besar saat ini dipegang sebuah NIK, yang digunakan untuk daftar 2,2 juta nomor prabayar Indosat Ooredoo.

Menanggapi data ini, Komisi I pun meminta operator seluler, terutama Indosat untuk dipanggil dan dimintai keterangan secara langsung.

“Panggil saja Indosat, kenapa mereka mengabaikan ada dua juta nomor itu. Ini berarti ada indikasi Indosat melakukan (penyalahgunaan data),” tutur anggota Komisi I DPR, Evita Nursanty, dalam RDP di gedung DPR, Senin (9/4/2018).

Hal serupa juga disampaikan anggota Komisi I DPR, Budi Youyastri. “NIK bisa sampai dua juta, itu berarti dilakukan secara masif. Tolong dibuka siapa yang melakukannya,” ujarnya.


DPR Himbau Pemerintah Perketat Peraturan

Untuk membuat program registrasi kartu SIM berjalan lancar dan tanpa kasus penyalahgunaan data, DPR pun meminta pemerintah agar menerapkan aturan harus ada pembatasan nomor telepon yang didaftarkan.

Selama ini, masyarakat bisa mendaftarkan satu NIK untuk tiga nomor telepon melalui SMS, tapi jika mendaftar di gerai operator, tidak ada batasan.

“Seharusnya ada pembatasan nomor handphone yang didaftarkan. Saya mengusulkan ada cross check, jadi pengguna tahu berapa banyak data mereka yang didaftarkan,” jelas anggota Komisi I, Biem Triani Benyamin.

Ini bukan kali pertama masalah satu NIK digunakan banyak nomor sekaligus.

Pada bulan lalu, diketahui terdapat penggunaan satu NIK yang didaftarkan untuk 50 nomor prabayar Indosat Ooredoo. Saat itu, si pemilik NIK dan KK mengaku tidak pernah mendaftarkan hingga 50 nomor.

Referensi:
https://www.liputan6.com/tekno/read/3439092/penyalahgunaan-1-nik-didaftarkan-2-jutaan-nomor-prabayar-terungkap

Senin, 02 April 2018

Satelit dan Stasiun Antariksa Cina Tiangong-1 Jatuh

ARSPuja Labs - Satelit dan Stasiun Antariksa Cina Tiangong-1 Jatuh

Dini Hari Tadi Satelit dan Stasiun Antariksa Cina, Tiangong-1 Jatuh di Pasifik Selatan

Stasiun luar angkasa Cina Tiangong-1 akhirnya jatuh ke Bumi pada Senin (02/04), kata para ilmuwan yang memantaunya.


source: .vox-cdn.com

Sebagian besar wahana itu hancur saat memasuki atmosfer bumi pada pukul 08:16 GMT, tulis astronom Jonathan McDowell di akun Twitter.
Sebelumnya disebutkan, sebagian puing Tiangong-1 bisa juga jatuh ke wilayah Indonesia.

Satelit Tiangong-1 merupakan bagian dari program luar angkasa Cina yang ambisus, dan merupakan prototipe untuk stasiun berawal pada 2011.
Satelit tersebut memasuki orbitnya pada 2011 lalu dan lima tahun kemudian mengakhiri misinya.

Sebagian puing wahana itu terbakar ketika menyentuh atmosfer, namun beberapa puingnya bertahan dan jatuh ke permukaan Bumi.

Kantor Ruang Angkasa Berawak Cina mengatakan sebelumnya melalui akun media sosialnya bahwa jatuhnya pesawat ruang angkasa "tidak akan menabrak Bumi dengan keras seperti yang terjadi dalam film fiksi ilmiah, namun berubah menjadi hujan meteor yang luar biasa".


Apakah seluruh puing ruang angkasa jatuh ke bumi?

Ahli fisika antariksa Jonathan McDowell meyakini, Tiangong adalah benda terbesar ke-50 yang memasuki bumi secara tak terkendali.

Ketika puing biasanya kembali jatuh, sebagian besar "terbakar atau berakhir di tengah lautan dan jauh dari manusia," kata Dr Elias Aboutanios, wakil direktur Pusat Antariksa Australia.

Biasanya masih ada komunikasi dengan benda atau satelit. Itu berarti pengatur di daratan masih dapat mempengaruhi dan mengarahkannya lokasi jauh yang diinginkan.

Puing-puing itu diarahkan menabrak di lautan yang sulit diakses- jauh dari daratan. Itu adalah lokasi di Pasifik Selatan, antara Australia, Selandia Baru dan Amerika Selatan.

Lebih dari satu daerah sekitar 1.500 km persegi (580 mil persegi) wilayah ini adalah kuburan pesawat ruang angkasa dan satelit, di mana sisa-sisa sekitar 260 pesawat ruang angkasa dan satelit diperkirakan tersebar di dasar samudra.


Apa itu Satelit Tiangong-1?

Cina bisa dikatakan terlambat memulai eksplorasi luar angkasa.

Pada 2001 lalu, Cina meluncurkan pesawat ruang angkasa yang membawa hewan uji coba dan pada 2003 mengirimkan astronot pertama ke orbit, membuatnya menjadi negara ketiga yang melakukannya setelah Uni Soviet dan AS.

Program untuk stasiun luar angkasa dimulai dengan peluncuran Tiangong-1 2011, atau "Istana Surgawi".

Sebuah prototipe stasiun yang dapat dihuni oleh astronot namun hanya dalam periode yang singkat selama beberapa hari. Astronot pertama Cina Liu Yang mengunjunginya pada 2012 lalu.

Tiangong-1 mengakhiri masa kerjanya pada MAret 2016, dua tahun lebih dari yang dijadwalkan.

Saat ini, Tiangong-2 beroperasi dan pada 2022, Beijing berencana memiliki satelit nomor 3 di orbit terdepan dan beroperasi penuh di ruang angkasa.


Referensi:
http://www.bbc.com/indonesia/dunia-43609553

Pendiri Wikileaks Julian Assange Tidak Diizinkan Akses Internet Lagi

ARSPuja Labs - Pendiri Wikileaks Julian Assange Tidak Diizinkan Akses Internet Lagi

Pendiri situs pembocor data dunia Wikileaks Julian Assange tidak lagi bisa mengakses internet karena pemerintah Ekuador memberikan perintah untuk mencabut akses internetnya di Kedutaan Besar Ekuador di London.


source: aljazeera.com

Selama ini sang pendiri Wikileaks memang "terperangkap" di Kedubes Ekuador sebagai pencari suaka karena dituduh melakukan pemerkosaan.

Assange pun membantah tuduhan itu, dan menganggap ia memang sedang ditarget karena membocorkan informasi lewat Wikileaks.

"Editor Wikileaks @julianassange telah dibungkam dan diisolasi oleh perintah Presiden baru Ekuador @LeninMoreno," cuit akun resmi Wikileaks, "Ia tidak bisa mengirim tweet, bicara ke pers, menerima tamu, atau membuat panggilan telepon." 
- https://twitter.com/wikileaks

Akun Wikileaks juga membocorkan bahwa Assange harus menghapus sebuah cuitan yang bernada sindiran kepada Jerman yang baru-baru ini menangkap presiden terpilih Catalonia atas permintaan Spanyol.

Pada sindirannya, Assange menganggap aksi tersebut persis seperti saat Gestapo (pasukan rahasia Nazi), menangkap presiden terpilih Catalonia pada 1940 silam atas permintaan Spanyol supaya bisa dihukum mati.

Dilansir dari Bloomberg, Minggu (1/4/2018), Menteri Luar Negeri Ekuador Maria Fernanda Espinosa memakai alasan bahwa cuitan tersebut dianggap sebagai ikut campur pada urusan negara lain, sedangkan pada awalnya sang pendiri Wikileaks sudah setuju untuk tidak melakukannya.

Kabarnya, minggu depan pihak Ekuador dijadwalkan akan bertemu dengan kuasa hukum Assange.

Perjalanan Assange

Assange pertama kali terkenal karena membongkar skandal kejahatan perang Irak di era Presiden Bush junior.

Pada masa pemilu 2016 di Amerika Serikat (AS), Assange dan Wikileaks dijadikan bulan-bulanan oleh pendukung Hillary Clinton karena membocorkan email dari John Podesta, ketua kampanye Hillary.

Akibatnya, beragam kontroversi seputar tim Hillary mencuat, mulai dari pidato-pidato berbayar Hillary ke Wall Street, sampai pembocoran pertanyaan saat debat Presiden.

Akses internet Assange kala itu pun sempat dicabut karena dikhawatirkan mengintervensi pemilu AS.


Pendukung Datangi Kantor Kedutaan

Setelah ada pencabutan koneksi internet, beberapa pendukung Assange mendatangi Kedubes Ekuador di London untuk berunjuk rasa.

Wikileaks me-retweet video pendukung Assange berkumpul sambil membawa tulisan yang menyuarakan pembebasan Assange.

Sayangnya, jendela Kedubes Ekuador tertutup rapat, bahkan tirainya pun tidak dibuka.

Assange sendiri lahir di Australia pada 3 Juli 1971. Ia memiliki seorang empat orang anak, dan putra tertuanya berkarir sebagai software designer.


Referensi:
http://www.liputan6.com/tekno/read/3413946/akses-internet-pendiri-wikileaks-dicabut

Waspada! Panggilan Masuk Misterius Berkedok Penipuan Ini Cirinya

ARSPuja Labs - Awas Waspada Panggilan Masuk Berkedok Penipuan Ini Cirinya

Akhir-akhir ini Missed call atau panggilan tak terjawab misterius dari nomor luar negeri ramai dikeluhkan oleh pengguna seluler di Indonesia.

source: Google Images

Belakangan diketahui kalau panggilan tersebut adalah scam alias upaya penipuan yang berasal dari negara asing seperti Kongo dan Kenya.

Pakar Digital Forensik Ruby Alamsyah mengatakan, teknik panggilan dari luar negeri itu bernama Call-back Scam. Di mana, penipu akan terus-terusan menelepon ke nomor-nomor korban yang didapatkannya secara acak.

Bila korban terjebak dan melakukan panggilan balik, pulsa mereka pun bakal tersedot.

Kasus serupa sebelumnya pernah terjadi di Australia. Menurut Rubby, para penipu bisa saja mendapatkan nomor telepon korban dari internet, sebab ada saja orang yang ceroboh menuliskan nomornya di internet.

"Oknum ini melakukannya secara terorganisir dengan mengambil nomor lewat internet, ada software-nya juga, tapi ini bukan kebocoran dari pihak operator," tutur Rubby

Dia mengungkap, bagaimana kurangnya kesadaran seseorang menuliskan informasi telepon di internet justru dapat membahayakan dirinya dan orang lain.


Mendapat Nomer Dari Internet

Misalnya, kata Ruby, seseorang menuliskan nomor teleponnya di situs jual beli atau platform lainnya di internet. Sang penipun pun akan mudah menganalisis nomor tersebut lalu mengubah-ubah sedikit nomornya.

Oleh karena itu, walaupun yang menuliskan nomor ponsel di internet hanya satu orang, jumlah korbannya pun akan berlipat ganda.

Ruby mengatakan, pelaku juga bisa menggunkaan berbagai perangkat lunak untuk melakukan panggilan scam. Kendati demikian, dia enggan menyebut nama software tersebut lantaran berpotensi untuk disalahgunakan.

Untuk itu, Ruby berpesan, sebaiknya siapapun tidak asal mencantumkan nomor teleponnya di internet karena bisa merugikan dirinya sendiri dan orang lain.


Panggilan Berasal Dari Luar Negeri

Beberapa hari belakangan ini sejumlah warganet di Tanah Air dibuat bingung oleh nomor luar negeri yang tak dikenal, dan melakukan panggilan tak terjawab atau missed call.

Tak tanggung-tanggung, nomor misterius tersebut melakukan lebih dari satu kali missed call dan dari negara yang berbeda-beda.


source: twimg.com


Mencari solusi, warganet pun mengunggah kejadian tersebut ke media sosial, Twitter. Salah satu warganet yang mengaku mendapat panggilan dari nomor misterius tersebut adalah akun @ashfinzul.

Dalam akun Twitter-nya, ia mengaku mendapatkan panggilan dari nomor +242 801130490 dan +242 801130442 yang ternyata berasal dari Kongo.

Curiga, ia memutuskan untuk melaporkan panggilan tersebut kepada operator.

Tak hanya @ashfinzul, pengguna dengan akun Twitter @adidaen pun mengaku ia dan istrinya juga mendapatkan panggilan serupa.

"Ini apa ya? Saya juga dapat, istri yang pakai Telkomsel juga dapat, malah sempat diangkat dan suara disana menyebut halo dan nama istri," tulis akun @adidaen.

Jika anda pernah mendapatkan kejadian serupa seperti yang dijelaskan di atas, sebaiknya anda teteap tenang dan melakukan pelaporan kepada pihak operator sesluler terkait ada untuk segera ditindak lanjuti.

Tetap waspada dan berhati-hati saat membagikan nomer telepon anda di Internet.

Referensi:
http://www.liputan6.com/tekno/read/3421078/begini-cara-pelaku-jerat-korban-missed-call-pakai-nomor-luar-negeri

Rabu, 28 Maret 2018

Ceo Apple Steve Jobs Pernah Ingatkan Mark Zuckerberg Mengenai Privasi Pada 2010

ARSPuja Labs - Ceo Apple Steve Jobs Pernah Ingatkan Mark Zuckerberg Mengenai Privasi di 2010

Steve Jobs memperingatkan tentang masalah privasi pada tahun 2010. Mark Zuckerberg berada di antara penonton.

Andaikan CEO Facebook Mark Zuckerberg mendengarkan komentar mendiang Steve Jobs 8 tahun lalu, mungkin ia bisa selamat dari skandal terbesar pencurian data pribadi melalui situs jejaring sosial facebook yang 'meledak' belakangan ini.

source: cnbc.com

Mantan bos Apple itu pernah mengutarakan kekhawatirannya soal perlindungan data pribadi jauh sebelum kasus ini mencuat.

Steve Jobs berkomentar dengan memperingatkan facebook dan Google soal potensi ancaman bahaya dari data-data pribadi yang 'dipanen' dari para pengguna.


Ini disampaikan Steve Jobs dalam konferensi All Things Digital yang digelar Wall Street Journal di Los Angeles 2010 lalu. Kala itu, Zuckerberg menjadi peserta konferensi.

Rekaman komentar Steve Jobs ini sekarang muncul lagi pascaterbongkarnya skandal pencurian data pribadi pengguna Facebook yang melibatkan Cambridge Analytica.

Seperti apa komentar Steve Jobs?

Terkait dengan masalah privasi, Steve Jobs memperingatkan bahwa aturan privasi harus dijabarkan dalam bahasa Inggris biasa atau bahasa yang mudah dipahami dan disampaikan berulang-ulang.

Pada saat yang sama, kala itu Facebook sedang dalam proses pembaharuan kontrol privasinya, terutama karena adanya kritik bahwa facebook telah memaksa orang untuk menyerahkan data pribadi mereka.

Tak hanya facebook, Google pun telah dituduh diam-diam menyadap data di Amerika yang dikirim melalui router Wi-Fi yang tidak terenkripsi selama periode dua tahun.

'Lembah Silikon tidak monolitik. Kami selalu memiliki pandangan dan pendekatan yang berbeda terkait privasi, ini sangat berbeda dengan beberapa rekan kami di Silicon Valley,' ungkap Steve Jobs.


Ia melanjutkan, Facebook seharusnya memberitahu pengguna sejelas-jelasnya apa saja data yang akan diambil dan apa saja konsekuensinya. Hal ini harus disampaikan berulang-ulang sampai pengguna bosan melihat peringatan itu.

'Saya yakin orang-orang sudah pintar, dan beberapa diantaranya ingin berbagi lebih banyak data daripada orang lain,' katanya.

'Tanyakan kepada mereka setiap saat. Buat mereka bosan melihatnya. Biarkan mereka tahu persis apa yang akan anda lakukan dengan data-data mereka'

'Orang-orang di Silicon Valley banyak yang berpikir bahwa kami benar-benar kuno. Dan kami mungkin demikian. Tetapi percayalah bahwa kami benar-benar khawatir soal masalah ini,' urai Steve Jobs.



Rekaman komentar Steve Jobs ini sekarang kembali viral. Banyak kalangan menilai bahwa Mark Zuckerberg bakal terhindar dari masalah skandal pencurian data jika ia mendengarkan peringatan Steve Jobs.

Kini, skandal itu terbongkar. Saham Facebook dilaporkan turun, dan facebook menuai kecaman hingga muncul kampanye untuk menghapus akun Facebook. Salah satunya disuarakan oleh pendiri WhatsApp.

Skandal ini juga memaksa Zuckerberg untuk mengeluarkan pernyataan maaf. Zuckerberg memilih sembilan surat kabar terkemuka di AS dan Inggris untuk memuat iklan permintaan maaf satu halaman penuh selama akhir pekan.

Dalam iklan, Zuckerberg bersumpah akan memperketat izin akses aplikasi pihak ketiga.

Iklan, yang dibuat dalam teks hitam sederhana dengan latar belakang putih Polosi itu diberi judul: 'Kami memiliki tanggung jawab untuk melindungi informasi pribadi Anda. Jika kami tak mampu, maka kami pun tak pantas untuk mendapatkannya'


Berikut isi lengkap permintaan maaf Mark Zuckerberg :

'Anda mungkin sudah mendengar tentang aplikasi kuis yang dibangun oleh peneliti universitas yang membocorkan data Facebook jutaan orang pada tahun 2014.

Ini adalah pelanggaran atas kepercayaan yang kami berikan, dan saya menyesal tidak melakukan langkah yang seharusnya dilakukan saat itu. Kami sekarang bertindak untuk memastikan bahwa hal ini tidak akan pernah terjadi lagi.

Kami sudah menghentikan aplikasi seperti ini supaya tak mendapatkan begitu banyak informasi. Sekarang kami membatasi aplikasi pihak ketiga ketika Anda masuk menggunakan Facebook.

Kami juga sedang menyelidiki setiap aplikasi yang memiliki akses ke sejumlah data sebelum kami memperbaiki ini. Kami berharap bisa menemukan aplikasi lainnya. Dan ketika kami menemukannya, maka kami akan langsung memblokirnya sekaligus memberitahu siapa yang terkena dampaknya

Terakhir, kami akan memberitahu anda aplikasi mana saja yang meminta akses terhadap data pribadi, sehingga anda bisa memutuskan apakah mau menggunakannya atau tidak.

Terima kasih atas kepercayaan anda terhadap komunitas ini. Saya berjanji akan melakukan hal yang lebih baik'

Demikian pernyataan permintaan maaf itu ditutup dengan tanda tangan Mark Zuckerberg. (*)


Referensi:
http://jambi.tribunnews.com/2018/03/27/8-tahun-lalu-steve-jobs-pernah-ingatkan-mark-zeckerberg-tentang-ini-namun-tak-diindahkan-akibatnya?

Senin, 26 Maret 2018

Sosok Christopher Wylie, Mahasiswa Pembocor Skandal Terbesar Facebook

ARSPuja Labs - Sosok Christopher Wylie, Mahasiswa Pembocor Skandal Terbesar Facebook

Skandal Facebook dan Cambridge Analytica awalnya diungkap oleh Christopher Wylie lewat The Guardian pada Minggu (18/3/2018).

source: .businessinsider.com

Berkat pengungkapannya yang menggegerkan dunia, Wylie dianggap sebagai pahlawan dan whistleblower (pembokar rahasia internal perusahaan).
Lantas, siapa sebetulnya Christopher Wylie yang membuat Facebook pusing?

Ia adalah pria berusia 28 tahun asal Kanada dan bekerja sebagai ahli analisa data. Wylie lulus dari London School of Economics (LSE), sekolah tinggi yang bergengsi di Inggris.
Dilansir dari The Globe and Mail, Jumat (24/3/2018), Wylie yang bersekolah di SMA elit pernah menjadi korban bullying, dan hal tersebut memberikannya efek emosional yang mendalam.

Meski pernah di-bully. Wylie lantaran tidak patah semangat dan berhasil diterima di LSE untuk belajar ilmu hukum. Ia pun pindah ke Inggris.

Kedua orang tua Wylie adalah dokter, dan keluarganya sangat mapan. Terbukti, rumah milik keluarganya sempat laku terjual Rp 34 miliar.

Disebutkan The Guardian, Wylie adalah dia sosok yang cerdas, lucu, dan jago bercerita.
The Globe and Mail juga melaporkan bahwa Wylie sudah meninggalkan Cambridge Analytica sebelum perusahan itu bergabung dengan kampanye Trump.

Selepas meninggalkan Cambridge Analytica, Wylie pulang ke Kanada. Saat itu, ia merasa bersalah dan marah. Sampai kemudian ia membocorkan informasi terkait hal yang menimpa 50 juta pengguna Facebook.


Membongkar Semuanya

Selain sudah membeberkan ceritanya lewat media, Wylie juga sudah memberikan bukti-bukti dokumen ke kantor Komisi Informasi dan unit kejahatan siber dari Agensi Kejahatan Nasional di Inggris.

Facebook sendiri telah memblokir akun Facebook milik Wylie, menghadapi itu ia pun melanjutkan kampanye lewat Twitter untuk menggalang dana.

Wylie juga sudah setuju untuk memberikan kesaksikan pada pemerintahan Amerika Serikat (AS) pada Komite Intelijen dan Komite Yudisial dari DPR AS. Selain itu, ia sudah siap melakukan hal yang sama di depan Komite Digital Parlemen Britania Raya.

Walau awalnya Wylie sempat dianggap pahlawan, tetapi sekarang muncul kebingungan mengenai hal tersebut.
Sebab, ada sebuah keterangan baru dari Aleksandr Kogan selaku peneliti dan pembuat aplikasi kuis yang mengambil data pengguna Facebook.

Kogan mengatakan justru Wylie yang pertama kali mengajaknya bergabung ke Cambridge Analytica.
Lebih lanjut lagi, Kogan menyebut kalau ia sudah diberikan kepastian oleh Wylie bahwa hal yang mereka lakukan adalah sah-sah saja.


Referensi:
http://tekno.liputan6.com/read/3400272/inilah-christopher-wylie-mahasiswa-pembocor-skandal-terbesar-facebook

Bos Apple Angkat Bicara Tragedi Facebook, Mark Zuckerberg Akui Kesalahan

ARSPuja Labs - Bos Apple Angkat Bicara Tragedi Facebook, Mark Zuckerberg Akui Kesalahan

Menanggapi kasus tersebut, CEO Apple Tim Cook pun ikut angkat bicara. Menurutnya, perlu ada sebuah regulasi yang dibuat dengan sungguh-sungguh untuk mencegah kasus serupa kembali terjadi.

source: cloudfront.net

Terkait skandal ini, CEO Facebook Mark Zuckerberg pun sudah meminta maaf kepada publik. Ia mengakui ada pelanggaran kepercayaan antara Cambridge Analytica, Facebook, dan Aleksandr Kogan selaku pihak yang disebut-sebut bertanggung jawab terhadap bocornya 50 juta data pengguna.

"Ini merupakan pelanggaran kepercayaan antara Kogan, Cambridge Analytica, dan Facebook. Namun, ada juga pelanggaran kepercayaan antara Facebook dan pengguna yang berbagi data dan berharap kami melindunginya. Kami berencana untuk memperbaiki hal itu," tuturnya seperti dikutip dari akun resmi Zuckerberg.

Ia juga menuturkan, Facebook memiliki tanggung jawab untuk melindungi data pengguna. Karena itu, Zuckerberg menuturkan, apabila pihaknya tak dapat melindungi data pengguna, mereka tak layak untuk melayani para pengguna media sosial tersebut.

"Saya telah bekerja untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan memastikan hal serupa tak akan terulang," tuturnya. Suami dari Priscillia Chan itu juga mengatakan sebenarnya sudah melakukan sejumlah perubahan soal keamanan data ini sejak 2014.

Namun, terlepas dari seluruh upaya itu, ia merasa masih perlu melakukan pembenahan untuk keamanan platform tersebut. Ia juga menuturkan sebagai pendiri Facebook, dirinya bertanggung jawab penuh terhadap apa yang terjadi di platform tersebut.

"Meski masalah terkait Cambridge Analytica tak terulang dengan aplikasi saat ini, hal itu tak mengubah yang sudah terjadi. Kami akan belajar dari pengalaman ini untuk mengamankan platform dan membuat komunitas kami lebih aman ke depannya," tulis Zuck.

Upaya Perbaikan Facebook

Zuckerberg pun mengungkap akan segera melakukan upaya untuk mengantisipasi hal tersebut, yang kemungkinan bisa saja terjadi lagi di waktu mendatang. Ia menjabarkan tiga langkah.

Pertama, pihaknya akan mengivestigasi semua aplikasi yang memiliki akses informasi, dan mereka akan melakukan audit semua aplikasi di dalam Facebook yang memiliki aktivitas mencurigakan.

"Kami bakal memblokir pengembang dari platform yang tidak setuju dengan audit ini, dan jika kami menemukan pengembang yang menyalahgunakan data, kami akan memblokirnya juga," kata Zuckerberg.

"Kedua, kami akan menutup akses data pengembang untuk mengantisipasi penyalahgunaan," tambahnya.

Dan ketiga, Zuckerberg dan pihaknya ingin memastikan pengguna memahami aplikasi mana yang memungkinkan mereka untuk memberikan data, dan yang mana yang tidak.

"Pada bulan depan, kami akan meluncurkan sebuah alat di atas News Feed, alat tersebut bisa mencabut izin akses data dari pengguna," pungkasnya.

Referensi:
http://tekno.liputan6.com/read/3404053/bos-apple-kebocoran-data-facebook-sangat-mengerikan

Kamis, 22 Maret 2018

Facebook dan Cambridge Analytica: Keamanan Privasi Online Sudah Mati

ARSPuja Labs - Facebook dan Cambridge Analytica: Keamanan Privasi Online Sudah Mati

Apakah Facebook meretas pemilihan AS tahun 2016? Tidak. Apakah itu mengayunkan hasil? Mungkin. Apakah itu sengaja? Tidak, tidak mungkin. Tapi akhir pekan ini, laporan berita mendukung pandangan datanya, yang tidak seharusnya dibagikan, merupakan pusat strategi konsultan politik Cambridge Analytica untuk mempengaruhi pemilih yang mendukung Donald Trump. Apa yang sebenarnya dilakukan Facebook di sini adalah untuk mengkonfirmasi kematian privasi.

source: Google Images

Anda dapat menjadikan kasus ini benar-benar korban di sini, setelah Cambridge Analytica menggunakan data survei akademis orang lain dengan memadukannya dengan data konsumen lain yang tersedia untuk membuat profil kaya tentang perilaku dan aktivitas 50 juta pengguna Facebook Amerika dan pemilih potensial. Tapi sekarang, banyak jari menunjuk pada perusahaan dan CEO-nya, Mark Zuckerberg.

Berita itu pecah keras selama akhir pekan dan kejatuhan telah demam dan jauh jangkauannya, meluas jauh melampaui slide di saham Facebook yang mengambil sebanyak US $5 miliar menggigit dari kekayaan pribadi Zuckerberg dalam hitungan jam. Reaksi termasuk panggilan untuk penyelidikan atau penyelidikan pemerintah di AS, Uni Eropa dan Inggris, kata-kata keprihatinan dari perdana menteri Inggris dan spekulasi bahwa pengguna dapat keluar dari situs raksasa media sosial untuk kebaikan karena kekhawatiran atas pelanggaran data dan ancaman privasi.

Ini mungkin saat yang tepat pada waktunya ketika kita semua mengakui bahwa privasi secara resmi hilang. Tidak ada yang membeli mantra Google "Jangan berbuat jahat" lagi; bahkan jika perusahaan media sosial tidak secara aktif berkonspirasi untuk menghapus privasi, mereka terlibat dalam kehancurannya. Facebook mungkin tidak meretas pemilu, tetapi tidak ada yang benar-benar tahu di mana data kami hidup lagi dan siapa yang memiliki akses.

Siapa yang mengawasi para pengamat?
Pertanyaan tentang pengawasan atau regulasi adalah hal yang harus dihadapi oleh konsumen dan merek ketika menyangkut pemasaran dan periklanan di platform seperti Facebook. Ini adalah satu hal untuk membantu perusahaan menjual barang Anda, tetapi ini adalah dunia baru yang memiliki kekuatan untuk membantu siapa pun membeli pemilu.

Sekitar 50 juta profil diduga dipanen untuk membuat konten dan menargetkan individu dengan pesan politik tertentu. Menggunakan data profil pribadi, analitik, perangkat lunak dan algoritme prediktif, Cambridge Analytica, dengan investasi dari miliarder hedge fund AS, Robert Mercer, bersama dengan penasehat Steve Bannon (dari Breitbart dan tim pemilihan Donald Trump) diduga menggunakan informasi pribadi kami (tanpa otorisasi yang jelas) pada tahun 2014 untuk membangun basis data yang dapat menargetkan iklan politik yang dipersonalisasi ke individu tertentu.

Itu bukan pelanggaran data. Atau apakah itu?
Sangat mudah untuk mengguncang yang pertama di udara dan berteriak, "Bagaimana ini bisa terjadi?" Akar cerita ini sepertinya tidak berbahaya. Kembali pada tahun 2014, Aleksandr Kogan dari Global Science Research meluncurkan aplikasi kuis kepribadian di Facebook yang disebut thisisyourdigitallife untuk mempelajari perilaku manusia berdasarkan informasi yang dapat dikumpulkan dari Facebook. Aplikasi ini diunduh oleh 270.000 pengguna Facebook, yang dibayar dalam jumlah kecil untuk mengikuti tes kepribadian (semua baik dan menyenangkan).

Tergantung pada pengaturan privasi pengguna, GSR mampu mengumpulkan bukan hanya informasi tentang individu yang mengunduh aplikasi, tetapi (tergantung pada pengaturan keamanan pengguna) juga memberikan akses GSR ke "teman-teman" mereka. Ini dengan cepat mencapai 50 juta profil yang juga dibagikan oleh perusahaan analisis data GSR, Cambridge Analytica. Facebook dibuat sadar akan hal ini pada tahun 2015, menghapus aplikasi dan meminta bukti dari GSK (dan semua pihak lainnya) bahwa data telah dihancurkan.

Beberapa hari yang lalu, Facebook diberitahu bahwa data tersebut belum dihapus. Sekarang, ini semua adalah satu kekacauan besar panas. Facebook saat ini sedang berusaha untuk mengkonfirmasi apakah data telah dihapus atau tidak. Cambridge Analytica mengklaim bahwa mereka, pada kenyataannya, menghapusnya, ketika menjadi jelas bahwa data itu tidak diperoleh sesuai dengan persyaratan atau layanan Facebook. Cambridge Analytica menolak penggunaan data ini dalam kaitannya dengan kampanye Trump. Sekarang, seorang karyawan masa lalu dari Cambridge Analytica, Christopher Wylie (yang berasal dari Vancouver), sedang melakukan rangkaian media sebagai seorang pengungkap fakta. Baik New York Times dan The Guardian telah memimpin wahyu akhir pekan ini.

Selamat datang di "kapitalisme pengawasan"
Ide "kapitalisme pengawasan" pertama kali diperkenalkan oleh John Bellamy Foster dan Robert McChesney dalam Monthly Review, dan kemudian dipopulerkan oleh akademisi Shoshana Zuboff (menurut Wikipedia). Singkatnya: model bisnis Facebook tidak didasarkan pada konten, pemasaran, atau iklan. Anda - konsumen - adalah produk dan uang yang dihasilkan oleh Facebook didasarkan pada seberapa baik mereka dapat memonetisasi data Anda dan menargetkan Anda kepada mitra merek mereka.

Tak satu pun dari itu harus mengejutkan, tetapi perubahan Cambridge Analytica ke model bisnis ini bukan tentang mengenal individu dan mencari tahu bagaimana cara memposisikan merek lebih baik di depan konsumen. Model baru ini adalah tentang mampu memanfaatkan informasi dan psikologi yang sangat pribadi

Tak satu pun dari itu harus mengejutkan, tetapi perubahan Cambridge Analytica ke model bisnis ini bukan tentang mengenal individu dan mencari tahu bagaimana cara memposisikan merek lebih baik di depan konsumen. Model baru ini adalah tentang memanfaatkan informasi yang sangat dipersonalisasi dan model psikologis untuk mengubah perilaku konsumen dengan menunjukkan kepada mereka konten yang dipersonalisasi untuk mengalihkan pendapat mereka. Tentu saja, ini semua dilakukan tanpa persetujuan dan pengetahuan konsumen. Dan senjata pilihan adalah berita palsu, disajikan untuk menarik profil unik.

Jangan berbuat jahat. Tidak ada salahnya.
Meskipun sering kali ini adalah mantra dari platform media sosial dan Internet Silicon Valley, semakin sulit bagi konsumen untuk memercayainya. Bukan hanya Facebook. Google, Twitter, LinkedIn, Amazon dan lainnya menyimpan harta karun berupa informasi pribadi tentang konsumen. Jika pemain pihak ketiga dapat menjalankan aplikasi dan program di berbagai platform, melihat 50 juta akun yang dipanen di Facebook dapat menjadi puncak gunung es. Setiap orang rentan.

Wakil Presiden VP & Wakil Umum Facebook, Paul Grewal, mengambil ke Facebook untuk memperbarui posnya, Menangguhkan Cambridge Analytica dan SCL Group dari Facebook, dengan ini pada 17 Maret: “Klaim bahwa ini adalah pelanggaran data benar-benar salah. Aleksandr Kogan meminta dan memperoleh akses informasi dari pengguna yang memilih untuk mendaftar ke aplikasinya, dan semua orang yang terlibat memberikan persetujuan mereka. Orang-orang dengan sengaja memberikan informasi mereka, tidak ada sistem yang disusupi, dan tidak ada kata kunci atau potongan informasi sensitif yang dicuri atau diretas. "

Anda perlu membaca kembali paragraf terakhir beberapa kali. Ini bukan tentang apakah pengguna secara sadar memberikan informasi mereka atau tidak. Pengguna - tanpa keraguan - mungkin tidak mengerti bahwa aplikasi ini mengambil lebih banyak dari mereka daripada kuis kepribadian. Itu mengikis profil mereka dan profil teman-teman mereka. Jadi, meskipun SCL mungkin "secara sah" menggunakan aplikasi untuk mengakses informasi ini, itu tidak berarti bahwa mereka tidak melakukan kesalahan secara moral, atau bahwa persyaratan layanan "hukum" Facebook pada saat itu tidak rentan.

Kemana kita pergi dari sini?

Tantangan bisnis yang sebenarnya adalah data konsumen digunakan dalam berbagai cara yang tidak mereka ketahui. Konsumen memiliki sedikit wawasan dan bantuan dalam memahami data apa yang dipegang, bagaimana data itu digunakan dan di mana data itu bisa beredar. Dalam semua berita tentang Cambridge Analytica ini, masih belum jelas berapa banyak pendapatan iklan yang dikendarai perusahaan ke Facebook. Jika konsumen bahkan membaca persyaratan layanan saat mendaftar untuk platform seperti Facebook, kemungkinan besar mereka tidak mengikuti perkembangan karena platform ini mengubah dan menyesuaikan persyaratan layanan mereka.

Apakah ini benar-benar kesalahan pengguna jika mereka tidak diberitahu? Facebook dan jejaring sosial lainnya sering memungkinkan pihak ketiga untuk terhubung dengan konsumen, dan sementara ini membuat pengalaman pengguna yang lebih baik (Anda mendapatkan iklan untuk hal-hal yang Anda minati), kami tidak dapat memastikan bahwa pengguna memahami bagaimana data tersebut dijual dan dijual kembali. Apa yang terjadi ketika banyak aplikasi dan perusahaan pihak ketiga ini bangkrut? Apakah aset data konsumen digunakan kembali dan dijual kembali? Apakah konsumen memiliki hak untuk mengetahui apakah itu telah terjadi dan menghentikannya?

Facebook, seperti Anda, sedang mencoba untuk tetap di depan ini
Kegagalan Cambridge Analytica ini menyoroti beberapa tantangan dinamis yang dihadapi bisnis saat ini. Bagaimana cara Facebook melindungi kepentingan bisnis (dan pengguna) terbaik? Kenyataannya adalah bahwa Facebook tahu jauh lebih banyak daripada yang perlu mereka ketahui tentang pengguna mereka untuk menargetkan mereka dengan konten dan iklan yang relevan.

Sementara imbroglio data saat ini mulai bermain di tahun 2015, mengapa kebanyakan orang hanya mencari tahu tentang ini sekarang? Haruskah setiap penyalahgunaan data Facebook dibuat tersedia bagi orang-orang yang datanya telah disalahgunakan? Semua ini adalah masalah etika, hukum, dan bisnis yang sangat besar yang perlu dijawab dan dipertanggungjawabkan.

Pertanyaan bisnis yang lebih baik mungkin: seberapa banyak data yang benar-benar perlu untuk menargetkan konsumen dengan pesan yang relevan? Apakah itu berarti bahwa setiap byte informasi setelah titik itu tidak boleh berada di tempat yang dapat dilewati atau dianalisis? Hingga Facebook dan raksasa data pemasaran digital lainnya dapat membuktikan bahwa mereka dapat mengawasi diri mereka sendiri, merek memiliki kesempatan luar biasa untuk melangkah maju, bergerak maju dan melindungi konsumen mereka dengan baik dan orang-orang yang mereka inginkan sebagai konsumen baru.


Referensi:
- http://www.macleans.ca/news/facebook-and-cambridge-analytica-have-just-confirmed-it-online-privacy-is-dead/