Senin, 28 Mei 2018

Remaja Ini Jadi Pengtest Security Google dan Bayarannya Gila!

ARSPuja Labs - Remaja Ini Jadi Pengtest Security Google dan Bayarannya Gila!

Seorang remaja menemukan celah keamanan di Google sehingga ia diganjar cukup banyak uang dari raksasa internet tersebut. Besarnya USD 36 ribu atau di kisaran Rp 506 juta.

Sang remaja yang berusia 18 tahun bernama Ezequiel Pereira asal Uruguay. Ini bukan pertama kali dia berhasil menemukan celah keamanan Google. Tahun lalu, ia mendapat USD 10 ribu karena prestasi yang sama. Celah baru yang ditemukannya memungkinkan dia mengubah sistem internal Google.


source: wsbtv.com


Dikutip detikINET dari CNBC, Pereira memang sudah akrab dengan komputer sejak muda. Ia dibelikan komputer pertamanya pada umur 10 tahun dan mengikuti kelas pemrograman pada usia baru 11 tahun.

Pada tahun 2016, dia berhasil memenangkan kontes coding dengan hadiah jalan-jalan ke markas besar Google yang terletak di Mountain View, California. Memang dasarnya ia remaja yang pintar dan tekun.

"Dulu aku pertama kali diganjar USD 500 dan terasa menyenangkan. Jadi aku memutuskan terus mencoba (menemukan celah-red) sejak saat itu," kata dia.

Total ia sudah lima kali menemukan celah keamanan Google yang saat ini sudah diperbaiki. Tapi yang terakhir ini memberinya uang hadiah paling banyak.

Saat ini, Pereira mulai kuliah teknik komputer di Montevideo. Namun ia ingin mengajukan beasiswa agar bisa bersekolah di Amerika Serikat.

Sejak keberhasilannya menemukan bermacam celah keamanan di Google, nama Pereria makin dikenal dan banyak yang mengiriminya email. Ada yang meminta nasihat darinya ataupun menawari pekerjaan.

Berbagai perusahaan teknologi seperti Google memiliki program yang dijuluki bug bounty ini. Intinya, masyarakat umum boleh mencari celah keamanan di perusahaan itu dan jika terbukti sahih, maka akan mendapatkan imbalan uang.

Referensi:
https://inet.detik.com/cyberlife/d-4041712/temukan-kelemahan-google-remaja-ini-diganjar-rp-506-juta

Jumat, 18 Mei 2018

Chipset Android Things Sedang Diproses Oleh Google dan MediaTek

ARSPuja Labs - Chipset Android Things Sedang Diproses Oleh Google dan MediaTek

Google dan MediaTek diketahui tengah bekerja sama membesut chipset khusus untuk perangkat Internet of Things (IoT) Android Things.


source: .beritateknologi.com


Kabarnya, chipset tersebut akan meluncur pada pertengahan 2018 bersamaan dengan perilisan Android Things versi 1.0.

Dilansir DigiTimes, Kamis (17/5/2018), untuk mempercepat pengembangan dan produksi perangkat Android Things, Google akan memprioritaskan beberapa tipe chipset system-on-modules (SoMs) berbasis MediaTek MT8516, NXP i.MX8M, Qualcomm Snapdragon 212, serta Snapdragon 624.

Kerja sama ini pun diharapkan dengan peningkatan margin kotor MediaTek dengan kenaikan volume pengapalan SoC non-smartphone.

Adapun alasan kedua perusahaan bekerja sama tak lain karena ingin memperluas ekosistem perangkat Android Things.

Dengan demikian, baik Google maupun MediaTek bisa dibilang akan sama-sama untung jika nantinya chipset ini sudah hadir ke pasar IoT.

Untuk diketahui, Google baru saja mengumumkan kehadiran Android Things versi 1.0 pada gelaran Google I/O 2018 yang dihelat beberapa waktu lalu di Mountain View, Amerika Serikat (AS).

Seperti diketahui, teknologi IoT kini hadir untuk membantu penggunanya terhubung dengan perangkat elektronik yang tak hanya sekadar ponsel atau tablet.

Dengan IoT, pengguna bisa mengontrol perangkat lain melalui ponselnya. Nah, Google ingin memaksimalkan sistem operasi Android bagi pengguna agar lebih mudah memanfaatkan IoT.


Android Things

Seperti dikutip The Next Web, Kamis (15/12/2016), dalam merancang Android Things, Google memanfaatkan layanan dan fitur yang sudah lebih dulu dibuat.

Mereka menggabungkan Brillo, sistem operasi IoT berbasis Android yang sebelumnya dirilis, dengan beberapa layanan, seperti Android Studio, Android SDK, Google Play Services, hingga Google Cloud Platform.

Tujuannya adalah ingin memudahkan para pengembang (developer) dalam membuat perangkat rumahan pintar yang nantinya bisa terhubung ke Android.

Tak hanya itu, Google juga menciptakan dukungan Android Things untuk Weave, platform komunikasi IoT miliknya yang dapat membantu perangkat pintar terkoneksi ke layanan Google dan bisa membuatnya "berbicara" ke perangkat lain, termasuk Google Assistant.

Perusahaan teknologi seperti Philips Hue dan Samsung SmartThings pun telah menggunakan platform Weave.

Google mengatakan, nantinya beberapa perusahaan manufaktur lain, seperti Belkin, WeMo, LiFX, Honeywell, Wink, TP-Link, dan First Alert akan menyusul.

Sebagai tambahan, Google juga menjelaskan pengguna dapat merancang produk dengan dukungan perangkat keras, seperti Intel Edison, NXP Pico, dan Raspberry Pi 3.


Platform loT

Google berharap, hadirnya Android Things dapat menopang perkembangan platform IoT Google untuk ke depanya.

Meski banyak alternatif sistem operasi IoT lain bagi para pengembang, perusahaan yang berbasis di Mountain View itu optimistis, sistem operasinya itu lebih mumpuni ketimbang yang lain karena juga memiliki akses ke layanan cloud.

Android Things kini masih memasuki proses Developer Preview. Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa beranjak ke tautan ini.

Sekarang, Google masih membenahi Brillo agar dapat mengajak penggunanya migrasi perlahan ke Android Things.


Referensi:
- https://www.liputan6.com/tekno/read/3527263/google-dan-mediatek-besut-chipset-untuk-perangkat-android-things

Rabu, 09 Mei 2018

Petinggi Facebook di Indonesia Temui Menteri Kominfo

ARSPuja Labs - Petinggi Facebook di Indonesia Temui Menteri Kominfo

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara baru saja melakukan pertemuan dengan perwakilan Facebook Asia Pasifik. Kali ini, Facebook diwakili oleh Vice President of Public Policy Facebook Asia Pacific Simon Milner.

source: Google Images

Dalam pertemuan itu, Rudiantara mengungkap pertemuan kali ini membahas sejumlah hal, termasuk mengenai kasus penyalahgunaan data pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica hingga manajemen konten.

Khusus untuk skandal Cambridge Analytica, Rudiantara mengatakan dirinya meminta Facebook ikut melakukan penyelidikan paralel, meski saat ini investigasi masih dilakukan oleh otoritas Inggris.

"Saat ini Cambridge Analytica sedang diaudit oleh otoritas Inggris. Namun, saya sampaikan tidak bisa hanya menunggu otoritas Inggris, harus mencari apakah ada pihak lain, karena belakangan ada CubeYou dan Aggregate IQ," tuturnya saat bertemu dengan awak media di Jakarta, Senin (7/5/2018).

Ia menuturkan, Facebook dapat melakukan penyelidikan beriringan untuk memastikan agar kasus yang terjadi pada 2014 dengan Cambridge Analytica ini tidak terulang lagi. Pembahasan lain yang dilakukan adalah mengenai manajemen konten negatif.

"Facebook itu baru bisa memenuhi 50 persen dari permintaan (penurunan konten negatif), tapi sekarang sudah naik 68 persen. Jadi, masih ada pekerjaan rumah, bagaimana meningkatkannya. Ini bagian dari evaluasi penilaian Kemkominfo terhadap Facebook dalam penanganan konten negatif," ujarnya menjelaskan.

Terakhir, Rudiantara menuturkan dalam kasus dengan Facebook, Kemkominfo tidak berdiri sendiri. Menurutnya, Kemkominfo fokus ke sanksi administrasi, sedangkan sanksi kriminal itu ada di tangan kepolisian.

"Jadi, saya update sejauh mana mengenai kasus ini. Hal lain yang juga saya ungkapkan adalah kekhawatiran terhadap keterlibatan Facebook dengan kasus Rohingya. Saya sudah membuat pernyataan tegas tak pernah punya keraguan untuk menutup Facebook kalau urusannya provokasi," ujarnya mengakhiri pembicaraan.

Sekadar informasi, CEO Facebook Mark Zuckerberg mengakui platform-nya telah digunakan untuk menyebarkan propaganda anti-Rohingnya di Myanmar. Karena itu, Zuckerberg memastikan pihaknya akan menghentikan penyebaran pesan-pesan negatif tersebut.


Facebook Belum Memberikan Hasil Audit

Untuk diketahui, hingga saat ini ternyata Facebook belum dapat mengungkapkan hasil audit. Alasannya masih sama, pihak otoritas Inggris Information Commissioner Office (ICO) masih melakukan investigasi, sehingga perusahaan belum bisa melakukan penyelidikan.

"Audit ini akan berlangsung hingga benar-benar harus selesai. Saya juga tak bisa memastikan kapan. Kami sendiri masih harus menunggu dari hasil penyelidikan dari ICO," tutur Vice President of Public Policy Facebook Asia Pacific Simon Milner usai melakukan pertemuan dengan Menkominfo Rudiantara di Jakarta, Senin (7/5/2018).

Kendati demikian, ia menuturkan saat ini Facebook juga masih melakukan penyelidikan di dalam layanan untuk mengetahui apakah ada perusahaan lain yang bekerja seperti Cambridge Analytica.

Setelah semuanya itu selesai, Milner memastikan Facebook akan mengungkap hasilnya.

"Kami memiliki tim yang besar untuk audit ini. Namun, perlu diingat kasus ini sebenarnya terjadi pada 2014. Karena itu, untuk sekarang kami juga melakukan penyelidikan apakah ada pihak lain yang diindikasikan melakukan serupa Kogan (Aleksandr Kogan--peneliti Cambridge Analytica)," tuturnya menjelaskan.

Referensi:
https://www.liputan6.com/tekno/read/3508885/petinggi-facebook-temui-menkominfo-bahas-apa-saja

Jumat, 04 Mei 2018

Waspada Pengguna Wifi Gratisan Malware Roaming Mantis Mengancam

ARSPuja Labs - Waspada Pengguna Wifi Gratisan Malware Roaming Mantis Mengancam

Kamu sering menggunakan Wi-Fi publik (gratisan)? Jika ya, sebaiknya mulai berhati-hati dari sekarang. Kaspersky belum lama ini melakukan riset yang mengungkap kalau Wi-Fi publik ternyata berisiko 'menularkan' malware berbahaya bernama Roaming Mantis.

source: telix.pl

Cara kerja malware ini bahkan terbilang mudah seperti menjentikkan jari. Ia menyerang smartphone korban dengan menyusupi router.

Saat smartpone terhubung ke jaringan router Wi-Fi publik yang sudah terinfeksi, malware akan langsung melumpuhkan smartphone korban.

Menurut keterangan Kaspersky Lab yang dirangkum Tekno Liputan6.com pada Jumat (4/5/2018), malware  bekerja dengan cepat dan bisa mencuri informasi pengguna dari smartphone Android-nya.

Para peneliti Kaspersky mengklaim, pihak di balik serangan siber tersebut bertujuan untuk mengais keuntungan finansial dari modus yang mengancam ini.

Lebih lanjut, Kaspersky menjelaskan hacker bisa mencari router yang lemah dengan celah keamanan. Dari situ, mereka akan mendistribusikan malware melalui trik dengan membajak DNS dari router yang diserang. Sayang, metode menyerang router tersebut masih belum diketahui.

Setelah DNS dibajak, saat mengakses situs web, korban akan dialihkan ke tautan yang seolah-olah terlihat asli dengan konten palsu dari server penyerang.

Asumsi selama browser menampilkan URL asli pasti akan membuat pengguna percaya kalau situs yang dikunjunginya juga asli.

Dari situ, korban akan ditampilkan tulisan "Untuk pengalaman browsing yang lebih baik, segera perbarui versi Chrome kamu".

Semakin percaya, korban akan mengeklik tautan yang memicu instalasi aplikasi Trojan dengan nama 'facebook apk' atau 'chrome apk' yang menjadi 'gerbang' terbukanya malware Roaming Mantis.


Pergerakan Malware

Suguru Ishimaru, Security Researcher Kaspersky Lab Jepang, mengklaim Roaming Mantis sebagai ancaman yang aktif dan bahkan bisa cepat berkembang.

Karenanya, Kaspersky mengumumkan hasil temuan tersebut sekarang, ketimbang menunggu pihaknya lebih dulu mendapat semua jawabannya.

"Terdapat motivasi tertentu dari serangan ini, karena itu kami merasa perlu untuk memberitahukan kepada organisasi dan individu akan ancaman ini. Penggunaan router yang telah disusupi dan DNS yang dibajak menunjukkan perlunya perlindungan perangkat yang kuat dan penggunaan koneksi yang aman,” ujar Ishimaru.


Cepat Menyebar

Kaspersky juga mengungkap telah mendeteksi penyebaran malware di lebih dari 150 jaringan yang berlokasi sebagian besar di Korea Selatan, Bangladesh, dan Jepang pada Februari-April 2018.

Analisa perusahaan juga membuktikan telah terjadi ribuan koneksi ke server penyerang secara harian, yang memperlihatkan kemungkinan adanya serangan yang lebih besar.

Selain itu, riset juga memperlihatkan beberapa kode malware yang mengarah ke aplikasi mobile banking dan ID aplikasi gim mobile populer. Indikasi tersebut menunjukkan adanya motif untuk mengambil keuntungan finansial yang besar.


Referensi:
https://www.liputan6.com/tekno/read/3498788/hati-hati-malware-roaming-mantis-incar-korban-yang-sering-pakai-wi-fi-gratisan

Kamis, 03 Mei 2018

Aduh Sudah Lewat 1 Mei Lupa Registrasi Gimana Mengatasi SIM Terblokir?

ARSPuja Labs - Aduh Sudah Lewat 1 Mei Lupa Registrasi Gimana Mengatasi SIM Terblokir?

Hari ini, Selasa (1/5/2018), masa registrasi dan daftar ulang kartu SIM prabayar telah usai. Terhitung pukul 00.00 tadi malam, semua nomor yang belum registrasi bakal diblokir total. Artinya, nomor tersebut tak bisa lagi dipakai untuk menelpon, berkirim SMS, atau mengakses jaringan internet.

source: klimg.com

Langkah tegas ini diambil setelah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memberikan waktu sekitar enam bulan bagi seluruh pelanggan seluler untuk mendaftarkan kartu SIM prabayar mereka.

Lantas, jika hingga 1 Mei 2018 belum juga sempat mendaftar, apa yang harus dilakukan oleh pemilik kartu SIM prabayar? Satu-satunya cara untuk mengaktifkan kembali nomor SIM prabayar yang diblokir total adalah bertandang ke gerai operator masing-masing.

Jangan lupa untuk membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) sebagai dokumen pendukung.

Pelanggan kartu SIM prabayar tak bisa lagi registrasi mandiri via SMS ke 4444 atau situs resmi operator telekomunikasi. Hal ini tertera dalam surat resmi yang ditandatangani Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Merza Fachys; dan  Ketua Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), Amhad Ramli.

“Pelanggan yang masih ingin menggunakan nomor prabayar seluler (yang belum didaftarkan sampai 1 Mei 2018) dapat menghubungi gerai operator untuk melakukan registrasi,” begitu tertera pada surat tertanggal 30 April itu. Bila ada kesulitan dalam proses registrasi, bisa menghubungi tiga nomor yang dijadikan “Call Center”.

Masing-masing nomor tersebut adalah 0811161653, 081520900999, dan 081294039738. Diketahui, periode pertama registrasi dimulai pada 31 Oktober 2017 hingga 28 Februari 2018. Lewat dari tenggat itu, nomor yang belum mendaftar diblokir sebagian (bisa menelpon dan SMS ke luar, tetapi tak bisa menerima). Selanjutnya, kesempatan kedua diberikan dari 1 Maret 2018 hingga 30 April 2018.

Referensi:
https://tekno.kompas.com/read/2018/05/01/09583887/1-mei-belum-registrasi-kartu-prabayar-harus-bagaimana

Dunia E-Commerce Berduka Ceo TokoBagus Meninggal Dunia

ARSPuja Labs - Dunia E-Commerce Berduka Ceo TokoBagus Meninggal Dunia

Kabar duka cita datang dari dunia e-commerce Tanah Air. Salah satu pendiri toko online Tokobagus.com (kini OLX), Remco Lupker meninggal dunia di Belanda pada hari ini, Rabu (2/4/2018).


source: techinasia.com

Informasi yang diterima oleh KompasTekno, Remco menghembuskan nafas terakhirnya di negeri kelahirannya, Belanda. Dia meninggal setelah berjuang melawan penyakit kanker. “Betul (Remco) meninggal dunia. Kami baru saja mendapat kabar dukanya,” ujar Ketua Bidang Humas Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) Rieka Handayani dalam pesan singkatnya kepada KompasTekno. “Kami turut berduka cita kehilangan salah satu sosok penting industri startup e-commerce yang memberi inspirasi,” imbuhnya.

Mantan CEO OLX, Daniel Tumiwa juga memberi kabar serupa. Menurutnya Remco meninggal dunia pada Rabu pagi waktu Belanda. “Betul meninggal jam 10 pagi waktu Belanda. Sudah hampir tiga tahun dia berjuang melawan kanker,” ujarnya saat dihubungi secara terpisah.

Kiprah Remco dan Tokobagus di dunia e-commerce sudah mulai jauh sebelum industri tersebut ramai oleh banyak pemain. Bahkan bisa dikatakan situs e-commerce yang didirikannya bersama dengan Arnold Sebastian itu merupakan salah satu pionir. Remco dan Arnold mendirikan Tokobagus.com pada 2005 silam, lalu membesarkannya hingga menjadi dikenal begitu banyak orang. Lalu pada 2012, ketika nama situs e-commerce itu sedang harum-harumnya, Remco memutuskan untuk meninggalkannya.

Dua tahun setelahnya, Tokobagus diambil alih oleh OLX dan namanya secara resmi berubah. OLX sendiri merupakan merek e-commerce global yang dimiliki oleh Naspers. Adapun Naspers sudah berinvestasi di Tokobagus sejak 2010, hingga akhirnya memasukkan perusahaan e-commerce itu ke dalam Grup OLX.

Pihak OLX Indonesia pun memberikan ucapan bela sungkawa atas meninggalnya Remco sebagai pendiri cikal bakal OLX. "Kami turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Remco adalah sosok yang visioner. Beliau meninggalkan legacy yang sangat berharga bagi kami dalam membentuk dan mengembangkan industri iklan baris online, di Indonesia," ujar PR Manager OLX Indonesia, Amelia Virginia.


Referensi:
https://tekno.kompas.com/read/2018/05/02/21554877/pendiri-tokobagus-remco-lupker-meninggal-dunia.