ARSPuja Labs - Pembasmi Virus WannaCry Kembali Bebas Setelah ditahan Kepolisian
Masih ingat dengan virus WannaCry. Serangan perangkat pemeras WannaCry adalah sebuah perangkat tebusan. Pada Mei 2017, serangan siber skala besar menggunakan perangkat ini diluncurkan, menginfeksi lebih dari 75.000 komputer di 99 negara, menuntut pembayaran tebusan dalam 20 bahasa. Marcus Hutchins boleh bernapas lega. Pakar sekuriti asal Inggris itu, yang dikenal dunia karena berhasil menghentikan penyebaran malware berbahaya WannaCry, bebas dari penjara.
Serangan WannaCry di Mei 2017 dilaporkan melanda 99 negara, menimbulkan kekacauan di layanan kesehatan. Operator Telefonica, FedEx sampai Renault juga kena dampaknya. Tapi penyebarannya bisa dihentikan Marcus sehingga ia jadi selebritas sesaat. Tiga bulan berselang, ia jadi berita untuk alasan sebaliknya.
Marcus ditangkap di Las Vegas setelah menghadiri konferensi hacker Defcon. Bersama dua orang lain, dia dituding melakukan kejahatan terkait pembuatan program malware UPAS Kit dan Kronos yang membantu mencuri informasi perbankan.
Sejak saat itu, Marcus yang kini berusia 25 tahun tak dapat meninggalkan Amerika Serikat untuk menghadapi proses pengadilan. Pada April lalu, dia akhirnya mengaku bersalah.
"Saya mengaku bersalah atas dua tuntutan menulis malware dalam tahun-tahun awal karir saya di dunia sekuriti. Saya menyesali aksi tersebut dan menerima tanggung jawab penuh atas kesalahan saya," sebut Marcus.
Hakim Joseph Peter Stadtmuller yang menangani kasusnya mengakui 'kepahlawanan' Marcus. WannaCry yang ia jinakkan jauh lebih merusak dibanding malware yang ia buat. Marcus pun diputuskan sudah menjalani masa hukuman selama di Las Vegas dan bisa bebas dengan setahun pengawasan.
Marcus yang sudah pasrah pun tak dapat menutupi rasa senangnya dan berterima kasih pada semua yang mendukungnya. Kini, ia dapat kembali melanjutkan hidup secara normal.
"Sangat bersyukur dengan pemahaman hakim, juga semua surat yang kalian kirimkan dan setiap orang yang membantuku dalam 2 tahun terakhir baik secara finansial maupun emosional," cetus Marcus.
#Ars, DetikCom
Masih ingat dengan virus WannaCry. Serangan perangkat pemeras WannaCry adalah sebuah perangkat tebusan. Pada Mei 2017, serangan siber skala besar menggunakan perangkat ini diluncurkan, menginfeksi lebih dari 75.000 komputer di 99 negara, menuntut pembayaran tebusan dalam 20 bahasa. Marcus Hutchins boleh bernapas lega. Pakar sekuriti asal Inggris itu, yang dikenal dunia karena berhasil menghentikan penyebaran malware berbahaya WannaCry, bebas dari penjara.
source: zdnet3.cbsistatic.com
Serangan WannaCry di Mei 2017 dilaporkan melanda 99 negara, menimbulkan kekacauan di layanan kesehatan. Operator Telefonica, FedEx sampai Renault juga kena dampaknya. Tapi penyebarannya bisa dihentikan Marcus sehingga ia jadi selebritas sesaat. Tiga bulan berselang, ia jadi berita untuk alasan sebaliknya.
Marcus ditangkap di Las Vegas setelah menghadiri konferensi hacker Defcon. Bersama dua orang lain, dia dituding melakukan kejahatan terkait pembuatan program malware UPAS Kit dan Kronos yang membantu mencuri informasi perbankan.
Sejak saat itu, Marcus yang kini berusia 25 tahun tak dapat meninggalkan Amerika Serikat untuk menghadapi proses pengadilan. Pada April lalu, dia akhirnya mengaku bersalah.
"Saya mengaku bersalah atas dua tuntutan menulis malware dalam tahun-tahun awal karir saya di dunia sekuriti. Saya menyesali aksi tersebut dan menerima tanggung jawab penuh atas kesalahan saya," sebut Marcus.
Hakim Joseph Peter Stadtmuller yang menangani kasusnya mengakui 'kepahlawanan' Marcus. WannaCry yang ia jinakkan jauh lebih merusak dibanding malware yang ia buat. Marcus pun diputuskan sudah menjalani masa hukuman selama di Las Vegas dan bisa bebas dengan setahun pengawasan.
Marcus yang sudah pasrah pun tak dapat menutupi rasa senangnya dan berterima kasih pada semua yang mendukungnya. Kini, ia dapat kembali melanjutkan hidup secara normal.
"Sangat bersyukur dengan pemahaman hakim, juga semua surat yang kalian kirimkan dan setiap orang yang membantuku dalam 2 tahun terakhir baik secara finansial maupun emosional," cetus Marcus.
#Ars, DetikCom
Silahkan berkomentar dengan sopan dan tidak mengandung unsur SARA sesuai topik artikel diatas. Diluar itu komentar anda akan penulis hapus. Terimakasih :)
EmoticonEmoticon