Kamis, 06 April 2017

Siapa Sebenarnya Sosok SultanHaikal Pembobol Situs Tiket Online Tiket.com ?

ARSPuja Labs - Siapa Sebenarnya Sosok SultanHaikal Pembobol Situs Tiket Online Tiket.com ?

Jakarta - Polisi mengungkap kasus peretasan situs jual-beli tiket online PT Global Networking. Otak dari empat sekawan peretas adalah SH (19) alias Haikal yang merupakan lulusan SMP. Dari mana dia belajar hingga akhirnya bisa meretas?


source: google.com

Selain SH, ada tiga tersangka lain yakni MKU (19), AI (19) dan NTM (27). Keempat pelaku berkomplot hingga menyebabkan kerugian perusahaan tersebut hingga Rp 4 miliar lebih.
Otak dari sindikat pembobol situs ini ialah SH (19). Lelaki kelahiran Jakarta ini nyatanya hanya lulusan SMP. Dia belajar retas situs secara autodidak dari internet.
Meski begitu, SH diketahui sudah meretas sebanyak 4.600 situs. Beragam situs mulai milik swasta hingga pemerintah dibobolnya, termasuk situs milik Polri.

"Saudara SH otodidak. Berhasil membobol lebih dari 4.600 situs. Di antaranya situs milik Polri, pemerintah pusat dan daerah, situs ojek online dan beberapa situs di luar negeri," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto di kompleks Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (30/3) lalu.

Kasus ini dilaporkan oleh PT Global Networking (tiket.com) selaku pemilik situs tiket.com pada 11 November 2016 lalu. Akun mereka dipakai sejak tanggal 11 sampai 27 Oktober 2016. Dari para pelaku, polisi menyita 7 unit handphone, 3 buah kartu ATM, 2 buah SIM, 2 buah KTP, 2 unit laptop, serta tabungan dengan saldo sebesar Rp 212 juta.

Direktorat Siber Bareskrim Polri mengungkap otak pelaku pembobol jual-beli tiket online PT Global Networking. Otak dari aksi peretasan ini adalah SH (19) alias Haikal yang merupakan lulusan SMP.
SH diketahui sudah meretas sebanyak 4.600 situs, termasuk situs milik Polri. Dia belajar meretas ini secara otodidak melalui internet.

Uang yang terkumpul dari hasil pembobolan tersebut pun cukup fantastis, yaitu mencapai hingga Rp 600 juta.
Direktorat Siber Bareskrim Polri mengungkap otak pelaku pembobol jual-beli tiket online PT Global Networking. Otak dari aksi peretasan ini adalah SH (19) alias Haikal yang merupakan lulusan SMP.
SH diketahui sudah meretas sebanyak 4.600 situs, termasuk situs milik Polri. Dia belajar meretas ini secara otodidak melalui internet.

Uang yang terkumpul dari hasil pembobolan tersebut pun cukup fantastis, yaitu mencapai hingga Rp 600 juta.
Namun, pelaku lainnya, Khairul alias MKU mengatakan pembagian uang dari hasil pembobolan ini juga tidak menentu.

"Uang pembagian tidak menentu. Saya pribadi (mendapat) Rp 600 juta kurang lebih. Selebihnya juga untuk foya-foya," ujar Khairul.

Akibat tindakan pembobolan tersebut, perusahaan PT Global Networking mengalami kerugian Rp 4 miliar lebih. Kasus tersebut sebelumnya dilaporkan oleh PT Global Networking selaku pemilik situs tiket.com pada 11 November 2016 lalu.
Menurut ahli digital forensik, Ruby Alamsyah, tindakan peretasan oleh Haikal ini masih dalam level yang 'cetek'. Hal ini memungkinkan bisa dikarenakan pengamanan server jual-beli tiket online tersebut memang rendah.

"Jadi hacker tersebut sebenarnya nggak melakukan apa-apa yang canggih. Mereka cuma memanfaatkan informasi pengetahuan serta tools yang ada, kebetulan situs-situs terus sebut memang tidak aware terhadap sekuriti yang cukup tinggi akhirnya gampang dibobol," terang Ruby saat berbicang dengan detik.com.

Hacker yang jenius, dijelaskan Ruby, biasanya akan melakukan riset terlebih dahulu terhadap target target lalu membuat tools dan membuat exploit versi mereka sendiri. Lalu mereka akan meretas dan mengambil datanya untuk melakukan penutupan, sehingga nggak bisa ditangkap.

"Kalau yang ini kan udah jelas menurut saya sih kalau dari kacamata kami sebagai praktisi security-nya memang biasa aja kok. Masalahnya banyak di Indonesia yang bisa melakukan hal ini tinggal masalahnya yang nekat siapa, nah kebetulan kelompok inilah yang nekat," tambahnya.


Ruby menyebut internet saat ini berkembang cukup pesat sehingga tidak mengherankan bila Haikal yang lulusan SMP bisa secara otodidak belajar meretas. "Tahun 2000-an ke sini itu menjadi hacker itu nggak perlu jadi orang memiliki intelektualitas tinggi atau harus jenius. Orang biasa saja dengan hanya cukup punya waktu dan kemauan tinggal belajar dari internet ada semua," ujarnya.

Sebelumnya, Direktorat Siber Bareskrim Polri mengungkap kelompok peretas itu. Haikal selaku otak pelaku disebut sudah meretas sebanyak 4.600 situs, termasuk situs milik Polri.

"Saudara SH otodidak. Berhasil membobol lebih dari 4.600 situs. Di antaranya situs milik Polri, pemerintah pusat dan daerah, situs ojek online dan beberapa situs di luar negeri," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto di kompleks Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (30/3) lalu.


Menurut Pengamatan kami Sultan Haikal memiliki history seperti berikut:

SultanHaikal pada awal mulanya pernah bergabung di forum Hacking Terbesar di Indonesia dengan nama HN-Comunity (Hacker-newbie.org) dengan nickname "haikal", sekitar tahun 2013 dia mulai menunjukkan eksitensi di dunia underground dalam kurun 6 bulan dia berhasil melakukan deface terhadap ribuan situs luar negeri maupun lokal.

Memasuki tahun 2014 SultanHaikal ikut bergabung dengan salah satu group hacking ternama pada era nya dengan nama Indonesian Security Down Team (ISD-Team), pada masa itu ISD-Team adalah group hacking baru yang nama nya melunjak tinggi setelah berhasil ikut serta dalam Operasi Israel (#OPisraeli) dan diliput oleh situs berita internasional Rusian Today (RT) SultanHaikal juga memiliki codename baru yaitu "Penjaga.Masjid".

Memasuki tahun 2015 nama ISD-Team mulai surut bebarengan dengan mulai pensinya para member elit didalam group tersebut. SultanHaikal mulai bergabung dengan group baru Biang Kerox Hacker Team (BKHT) dengan kembali ke nickname lama nya "SultanHaikal" tak lama pada waktu memasuki tahun 2016 SH kembali keluar dari group tersebut dan mendirikan group underground baru dengan codename "Gantengers Crew" hingga saat dia dan kawan - kawannya melakukan peretasan situs penjualan tiket beberapa bulan yang lalu.

Indonesia memang memiliki sumber daya manusia yang tidak bisa diremehkan dalam bidang teknologi khususnya, sudah terbukti ada banyak hacker yang ditangkap oleh pihak berwajib karena mereka melakukan kesalahan dalam menggunakan keahliannya, seharusnya pemerintah harus melakukan rehabilitasi untuk kemudian diarahkan sebagai tenaga IT Profesional. Ya semoga..

# Ars, DetikCom, DetikInet

2 komentar

seharusnya diperbaiki ilmu nya dan direkrut oleh pemerintah ya gan, pdhal skill nya keren loh.

sangat disayangkan, dia pandai tapi tidak cerdas..


Silahkan berkomentar dengan sopan dan tidak mengandung unsur SARA sesuai topik artikel diatas. Diluar itu komentar anda akan penulis hapus. Terimakasih :)
EmoticonEmoticon